Renungan tentang dosa dan penderitaan merupakan dua topik yang berbeda namun saling berkaitan erat dalam hidup ini, ada sebab akibat di dalamnya karena skibst dari dosa adalah penderitaan dan berbagai
kesulitan hidup,
Ayat Pembuka:
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar, tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. ( Yesaya 59 : 1-2 )
Berikut adalah artikel lengkap mengenai dosa dalam Kristen:
Pengertian Dosa dalam Kristen
Dalam iman Kristen, dosa adalah pelanggaran terhadap kehendak Allah. Dosa bukan hanya tindakan yang salah secara moral, tetapi juga kondisi rohani manusia yang terpisah dari Allah. Akar dari segala dosa adalah pemberontakan terhadap Tuhan, baik melalui pikiran, perkataan, maupun perbuatan.
Kata “dosa” dalam Alkitab berasal dari kata Ibrani chatta’ah dan Yunani hamartia, yang keduanya berarti “meleset dari sasaran”. Sasaran yang dimaksud adalah hidup dalam kebenaran dan kehendak Allah.
Asal Mula Dosa
Dosa pertama kali masuk ke dalam dunia melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa di Taman Eden (Kejadian 3). Keputusan mereka untuk memakan buah dari pohon yang dilarang menjadi awal dari kejatuhan manusia dan memengaruhi seluruh umat manusia. Sejak saat itu, semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa (Roma 5:12).
Jenis-Jenis Dosa dalam Kristen
-
Dosa Asal (Original Sin):
Dosa yang diwarisi dari Adam dan Hawa. Semua manusia memiliki kecenderungan untuk berdosa sejak lahir (Mazmur 51:5, Roma 3:23).
-
Dosa Pribadi (Personal Sin):
Dosa yang dilakukan secara sadar oleh individu melalui tindakan, perkataan, pikiran, atau kelalaian (Yakobus 4:17).
-
Dosa Melawan Roh Kudus:
Dosa yang dianggap sangat serius karena menolak pekerjaan Roh Kudus dalam membawa seseorang kepada pertobatan (Markus 3:29)
Dosa yang Terus-Menerus dan Tidak Bertobat:
Menunjukkan sikap hati yang keras dan tidak mengindahkan panggilan untuk berbalik kepada Tuhan. Akibat Dosa
Dosa membawa berbagai akibat, antara lain:
-
Pemisahan dari Allah: Dosa memutus hubungan antara manusia dan Allah (Yesaya 59:2).
-
Kematian Rohani: Dosa membawa kepada kematian, baik secara fisik maupun rohani (Roma 6:23).
-
Perbudakan Rohani: Dosa membuat manusia menjadi hamba dosa dan tidak mampu hidup dalam kebenaran (Yohanes 8:34).
-
Hukuman Kekal: Dosa yang tidak diampuni membawa kepada penghukuman kekal (Wahyu 20:14-15).
Pengampunan Dosa dalam Kristen
Kabar baik dalam Kekristenan adalah bahwa Allah menyediakan jalan pengampunan dosa melalui Yesus Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menanggung hukuman dosa manusia dan menawarkan keselamatan bagi siapa pun yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16, 1 Yohanes 1:9).
Langkah menuju pengampunan:
-
Mengakui dosa di hadapan Allah (1 Yohanes 1:9)
-
Bertobat dan meninggalkan dosa (Kisah Para Rasul 3:19)
-
Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Roma 10:9-10)
-
Hidup dalam ketaatan dan pembaruan hidup oleh Roh Kudus (2 Korintus 5:17)
Panggilan Hidup Kudus
Setelah diampuni, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan menjauhi dosa. Alkitab mengajarkan bahwa hidup baru dalam Kristus harus disertai dengan pertobatan terus-menerus dan pertumbuhan dalam kekudusan (1 Petrus 1:15-16).
Dosa dalam pandangan Kristen bukan hanya pelanggaran moral, tetapi kondisi manusia yang membutuhkan keselamatan. Melalui Yesus Kristus, Allah menyediakan pengampunan dan pembebasan dari kuasa dosa. Tanggapan manusia terhadap kasih karunia ini adalah pertobatan, iman, dan hidup yang diperbarui oleh kuasa Roh Kudus. Dengan demikian, orang percaya dapat mengalami pemulihan hubungan dengan Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Kita semua perlu mengetahui apa penyebab penderitaan di dalam hidup manusia, karena dengan mengetahui penyebabnya, paling tidak kita akan mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi persoalan tersebut. Dan yang lebih penting lagi bahwa kita akan tetap tegar di dalam TUHAN di tengah - tengah masalah dengan segala dampak yang diakibatkannya, berat dan ringannya masalah tersebut. Semua umat manusia, mulai dari Adam manusia pertama hingga generasi milenium seperti sekarang ini, pasti mengalami apa yang namanya persoalan hidup, persoalan kehidupan akan terus ada selama manusia menjalani kehidupannya. Bahkan kita pernah melihat orang yang hidup setia mengikuti TUHAN dengan sungguh-sungguh, namun hidupnya sering bergumul dengan berbagai persoalan, sehingga muncul pertanyaan: “Mengapa orang yang sungguh sungguh di dalam TUHAN dapat menderita, sementara orang yang mencobai TUHAN, justru malah luput dari bahaya?”
Mengenai hal tersebut, nabi Maleakhi dengan jelas mengungkapkan dalam Maleakhi 3:14-15 : “Kamu berkata: Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadapNya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang - orang yang gegabah, bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."
Demikian juga nabi Yeremia mempertanyakan persis seperti ayat Alkitab di atas dalam surat Yeremia 12:1-2
Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia? Engkau membuat mereka tumbuh, dan mereka pun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.
Pertanyaan nabi Maleakhi dan nabi Yeremia serta pertanyaan - pertanyaan yang mirip dengan pertanyaan - pertanyaan di atas, dapat dijawab hanya dengan satu pernyataan bahwa di balik masalah atau persoalan apapun dalam kehidupan ini, TUHAN mengetahui apa yang terbaik bagi umatNya. Tidak mungkin TUHAN memberikan sesuatu yang jahat atau rancangan yang buruk kepada kita. Rancangan dan kehendakNya dalam hidup setiap umatNya adalah rancangan kebaikan dan masa depan yang lebih baik yang membawa kepada damai dan sejahtera:
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan - rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).
Seorang pendeta terkenal bernama Robert Schuller pernah mengatakan: “We may not get what we want, but God will give us what we really need.” Maksudnya : “Mungkin kita tidak akan mendapatkan apa yang kita dambakan, tetapi TUHAN akan memberikan apa yang betul - betul kita perlukan.”
Kita harus dapat melihat apa yang terjadi di dalam kehidupan ini dari sudut pandang TUHAN, dan bukan dari sudut pandang diri kita sendiri. Ingatlah, masalah dan penderitaan datang pada setiap orang, tidak memandang kaya atau miskin, tua atau muda, pintar atau bodoh, yang membuat banyak kesusahan dan kesulitan hidup yang menyebabkan manusia mengalami penderitaan.
Pada suatu kali dalam pelayananNya ketika Yesus sedang berjalan dengan murid - murid Yesus, mereka menjumpai seorang yang buta dari sejak lahirnya. Melihat orang tersebut kemudian murid - muridNya bertanya: "Rabi, Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta? Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga
orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:2-3).
Pada kesempatan lain, beberapa orang datang dan membawa kabar kepada Yesus tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan ,Pilatus dengan darah yang mereka jadikan darah persembahan, atas kabar yang diterimanya itu, Yesus berkata kepada mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang - orang yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kataKu kepadamu.
Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kataku ” kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian:" (Lukas -13:1-5).
Menyimak jawaban yang diberikan oleh Yesus, maka ada orang yang berpendapat bahwa penderitaan yang terjadi merupakan akibat daripada dosa. TUHAN Yesus dengan tegas mengatakan bahwa dosalah yang menjadi penyebab penderitaan. Berkali-kali sebelum Ia menyembuhkan seseorang yang dikehendakiNya, Yesus terlebih dahulu mengucapkan kata-kata : Dosamu sudah diampuni. Simak ayat berikut ini: “Maka dibawa oranglah kepadaNya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: Percayalah, hai anakKu, dosamu sudah diampuni." (Matius 9:2). Yesuspun juga berpesan kepada setiap orang yang telah disembuhkan dan diampuni dosanya, supaya jangan berbuat dosa lagi agar hidup mereka tidak ditimpa oleh malapetaka yang lebih dahsyat lagi. “Kemudian Yesus bertemu dengan dia di Bait Allah lalu berkata kepadanya: Engkau telah sembuh: jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yohanes 5:14).
Dari ungkapan TUHAN Yesus ini kita menjadi mengerti bahwa dosalah yang telah menghancurkan tubuh, jiwa dan roh manusia yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kematian yang kekal.
Dosa dapat juga membawa seseorang pada kematian, dosa juga membawa seseorang ke dalam penjara. Jika hal ini sampai terjadi, maka akan membuat orang tersebut terpisah dari orang-orang yang ia kasihi, bahkan akan dijauhi oleh sahabat dan para kenalannya. Dosa juga membuat manusia jauh dari hadirat Allah. Kehilangan anugerah pengampunan atas dosanya, pertolongan, rahmat, berkat serta anugerah dari Allah. Mengenai hal tersebut telah diperjelas dalam kitab Yesaya yang mengatakan: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar, tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesasa 59:1-2).
Dalam kitab Injil dituliskan, bahwa TUHAN Yesus lebih banyak memperhatikan dosa yang dilakukan oleh pikiran seseorang daripada dosa yang dilakukan oleh tubuh. Mungkin alasannya karena TUHAN Yesus ingin mengingatkan kepada kita, bahwa malapetaka yang diakibatkan oleh dosa pikiran sifatnya lebih licik dan tidak dapat dilihat oleh orang lain. Walaupun tidak terlihat, tetapi dosa tetap dosa, dan itu juga yang akan membuat seseorang hidup menderita.
Seorang yang minum - minum sampai mabuk, sekali waktu dia akan menjadi tontonan orang dan dapat menimbulkan kemarahan dalam masyarakat. Tetapi dosa-dosa yang dilakukan dengan pikiran, misalnya kesombongan, dendam, iri hati dan sifat mementingkan diri sendiri, dapat
diselubungi dengan penampilan yang terhormat dan tidak mengundang kecaman orang lain.
Itu sebabnya TUHAN Yesus sangat mengecamnya. "Ketika semua orang banyak mendengarkan, Yesus berkata kepada murid-muridNya: Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda - janda dan yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang - panjang. Mereka itu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." (Lukas 20:45-47).
Hal yang sama juga ditekankan TUHAN Yesus kepada murid - muridNya, “Maka jawabNya: Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban? Dengan demikian la meyatakan semua makanan halal. KataNya lagi: Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:18-23|).
Jadi dosa yang datang dari dalam hati dan pikiran, merupakan faktor yang paling banyak mengakibatkan penderitaan. Dosa yang timbul dari pikiran akan menghancurkan ketentraman, meracuni sumber-sumber kebajikan, membunuh akar-akar kasih, memupuk kejahatan yang menyebabkan penderitaan tak terhingga atas orang lain, dan atas diri sendiri. Akibat yang lebih parah lagi adalah dosa juga akan menyebabkan orang menjadi sakit jiwa. Seseorang yang memiliki pikiran jahat dan kotor akan berpengaruh pada semua perbuatannya.
Dosa dapat membentuk kebiasaan - kebiasaan buruk yang berulang - ulang yang dapat menyebabkan penderitaan yang dalam. Dosa menyebarkan pengaruh yang buruk, yang tidak bisa ditarik kembali, sama seperti diri kita, yang tidak bisa menarik kembali nafas yang baru saja meninggalkan lubang hidung. Walaupun kita dapat memperbagus atau memperhalus kata - kata tentang dosa dengan berbagai istilah, namun ingatlah bahwa kita tidak dapat luput dari hukuman yang diakibatkan olehnya. Firman TUHAN mengatakan tentang dosa, bahwa upah dosa adalah maut.” (Roma 6:23).
Kematian yang terjadi kepada sesuatu di dalam diri dan di sekeliling kita merupakan hasil dari apa yang telah kita tabur. Karena apa yang kita tabur, itu juga yang kita tuai. Jika kita menabur kebaikan, maka kita juga akan menuai kebaikan, dan jika kasih yang kita tabur, kasih jugalah yang akan kita terima, dengan demikian jika kita menaburi kehidupan ini dengan perbuatan-perbuatan dosa, maka kita akan menuai akibat dari dosa itu.
Dosa akan membawa rasa malu, membuat bathin menderita, dosa juga yang akan memisahkan kita dari hadirat TUHAN, dan jika kita sudah terpisah dari TUHAN yang adalah sumber segala berkat dan anugerah, maka hidup kita akan menderita.