Cara Berpikir Positif Dan Benar





Takdir seseorang di hari esoknya ditentukan dari apa yang dilakukan sekarang, dan takdir seseorang hari ini itu juga hasil dari tindakan apa yang sudah dilakukan pada masa lampau. Setiap tindakan yang dilakukan semuanya bersumber dari cara berpikir seseorang. Dengan kata lain apa yang dilakukan hari ini menentukan nasib masa depan seseorang.

Setiap manusia harus menyadari prinsip - prinsip kebenaran di dalam hidup ini. Salah satunya adalah prinsip bahwa setiap orang yang memiliki cara berpikir yang baik maka akan baik pula jalan hidup manusia. Sebaliknya setiap orang yang memiliki cara berpikir yang salah, yang negatif dan yang jahat, maka akan jahat pula jalan hidup manusia. Itu berlaku di semua area kehidupan kita masing - masing, pengalaman - pengalaman kita hanyalah akibat dari apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia. 


Tuhan Yesus dalam salah satu khotbahNya mengungkapkan pernyataan berikut: “Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal - hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal - hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” ( Matius 12:34-35 ). 


Cara manusia berbicara, cara manusia duduk, cara manusia berpakaian, cara manusia melihat, cara manusia berjabat tangan, cara manusia bercerita tentang apapun kepada sesamanya, ditentukan oleh apa yang ada di pikiran manusia itu sendiri.

Hanya ada dua golongan manusia dalam dunia ini, orang berpikir positif dan yang berpikir negatif. Pikiran yang positif adalah karunia yang datang dari Tuhan, sedangkan pikiran yang negatif datang dari setan atau iblis. Pikiran positif bersumber pada firman Allah yang menghasilkan iman, yang sanggup mengalahkan dunia.


Apa artinya menghasilkan iman? Iman yang kita miliki membuka pikiran dan hati manusia untuk mengarahkan pikiran Allah masuk dan menguasai hidup kita. Jika pikiran Allah menguasai hidup manusia, maka kehidupan manusia akan berubah juga. Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan serta tahun berganti tahun kita akan mendapatkan kebahagiaan dan sukacita yang penuh di dalam ini. Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasehati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. (1Korintus 2:16). 


Memiliki pikiran Kristus berarti berpikir positif terhadap Allah atas apapun yang Tuhan Yesus Kristus izinkan terjadi dalam hidup manusia, yang baik maupun yang buruk, yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, itu semua Tuhan izinkan untuk mengajar manusia untuk kebaikan manusia. Karena apapun yang Tuhan perbuat semuanya baik dan sempurna adanya. 

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempuma. ( Matius 5:48 ). 


Berpikir positif terhadap sesama, kalaupun ada hal - hal yang kurang menyenangkan kita datang dari mereka. Mungkin sikap mereka, kata - kata mereka atau tindakan mereka. Bahkan orang yang menganiaya kitapun harus didoakan. “Tetapi Aku berkata kepadamu. Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. ( Matius 5:44 ).


Berpikirlah positif terhadap diri sendiri. Kalaupun kita tidak pandai berkata - kata, tidak berpendidikan tinggi, bahkan miskin dalam hal - hal materi namun karena kita berpikir sesuai dengan pengajaran Kristus maka akan dapat mendatangkan kuasa Allah yang ada di dalam kita dan dengan bantuan Tuhan mendayagunakannya. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu. ( Lukas 17:21 ). 


Berani memulai sesuatu yang besar dari hal - hal yang kecil. “Barangsiapa setia dalam perkara - perkara kecil, ia setia juga dalam perkara - perkara besar. Barangsiapa tidak benar dalam perkara - perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara - perkara besar. ( Lukas 16:10 ). 


Tidak saja bersyukur buat hal - hal yang hebat, mulia dan besar, tetapi juga buat hal - hal yang sepele, kecil dan tidak terpandang. 


Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambilNya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucapkan berkat, lalu memecah - mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid - muridNya, lalu murid - muridNya membagi - bagikannya kepada orang banyak. (Matius 14:19).


 Mengutamakan Allah di atas segala-galanya, di atas diri sendiri, di atas kepentingan keluarga dan segala sesuatu yang kita cintai. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya Itu akan ditambahkan kepadamu.” ( Matius 6:33 ). 


Tidak mengijinkan kesukaran membatalkan terjadinya mujizat. Kesukaran telah menghambat banyak mujizat yang seharusnya terjadi dalam hidup banyak orang. Akibatnya kualitas hidup mereka hilang. Tidak ada semangat, keyakinan, kesungguhan, kesabaran, ketekunan, kasih, sukacita, damai sejahtera dan di atas segalagalanya hilang iman mereka. Karena iman adalah sumber dari segala mujizat Tuhan. Tuhan Yesus berkata kepada mereka: Karena kamu kurang percaya, sebab itu Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana,maka gunung ini akan pindah dan takkan ada yang mustahil bagimu.” ( Matius 17:20 ). 


Menyadari bahwa hal - hal yang besar dan hebat dapat terjadi, jika kita dan Allah bekerjasama. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” ( Yohanes 15:15 )

Tidak pernah mengatakan “tidak” pada setiap hal yang menuntun pada sesuatu yang baik. “Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” ( Matius 5:41 ). 


Merelakan imaginasi memerdekakan berbagai kemungkinan yang dimiliki. “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan Itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” ( Lukas 14:28-30 ). 


Tidak cepat menilai sesuatu dengan pikiran yang dangkal dan terbatas. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” ( Matius 7:3 ). 

Tidak memberi telinga pada ketakutan dan kekuatiran. “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” ( Matius 6:25 ). 


Mengutamakan keselamatan jiwa lebih dari keberuntungan secara materi. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” ( Matius 16:26 ). 


Menyadari bahwa mengutamakan kepentingan diri sendiri membuat hidup terasa berat. “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. ( Matius 16: 24 - 25 ).

Belum ada Komentar untuk "Cara Berpikir Positif Dan Benar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel