Percaya Pada Petunjuk Tuhan




Ada begitu banyak petunjuk TUHAN yang kita temukan bila kita memberi waktu untuk membaca Alkitab yang kita miliki di rumah kita masing - masing. Salah satu petunjuk TUHAN yang paling terkenal dalam pengajaran Kristen ada tertulis di Ulangan 28:1-14 dengan judul perikop Alkitab tentang Berkat. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita percaya bahwa kita akan mendapatkan berkat - berkat tersebut bila kita terus mengikuti petunjuk TUHAN melalui hambaNya nabi Musa? Biarlah kita jawab sendiri dalam hati kita masing - masing umatNya. Kita semua sebagai umat Kristen didorong untuk mendalami Alkitab dan mempercayai PetunjukNya. Namun, bagaimana hal itu dapat meningkatkan iman kita dan menguatkan keberanian sewaktu kita mengalami ketakutan? Bagaimana mempercayai Allah dapat menolong sesama orang percaya pada masa - masa yang menakutkan? Rasul Paulus dapat dijadikan contoh yang baik. Ia rindu pergi ke Roma untuk memberitakan Injil. Namun, sebelum ia dapat sampai ke sana, ia dipenjarakan di Yerusalem. Ia dituduh dan difitnah oleh para pemimpin Yahudi, yang membuatnya berhadapan dengan Yerusalem dan Roma sekaligus, dua blok kekuasaan terkuat pada saat itu. Bagi seorang tawanan seperti Paulus, kemungkinan untuk menang melawan gabungan dua kekuatan tersebut sangatlah kecil. 

Bayangkan dalam situasi kehidupan kita saat ini, apakah masalah yang menimbulkan ketakutan Anda sama beratnya dengan yang Paulus hadapi? Apakah otoritas gereja dan otoritas negara sama - sama bermaksud ingin membiarkan Anda begitu saja? Keadaan saat itu tak ayal sangat menggentarkan bagi Paulus. Ia baru saja melewati dua hari yang amat berat akibat perlakuan orang - orang yang menyerangnya. Tentunya ia sangat cemas akan keadaannya. Sepertinya tidak lama lagi ia akan dihukum mati. 

Namun, hal itu tampaknya tidak pernah terlintas dalam benak Paulus, mengapa? 

Karena sewaktu Paulus berada di penjara, Yesus menampakkan diri, berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma”. 

Betapa perkataan Yesus itu membangkitkan keberanian seteguh karang bagi Paulus! Betapapun, sangat menarik memperhatikan apa yang tidak Yesus katakan. TUHAN tidak membesar - besarkan keadaan dengan mengatakan, “Paulus, engkau akan pergi ke Roma, namun sebelum kau sampai di sana, bersiaplah! Kau masih harus tinggal di penjara untuk beberapa lama, kau akan mengalami badai hebat di laut, kau harus membela dirimu di depan pengadilan, orang akan berkomplot untuk membunuhmu, dan kau akan digigit ular." Tidak, TUHAN hanya mengatakan, “Engkau akan pergi ke Roma." 

Sekalipun mungkin perkataan Yesus kepada Paulus hanyalah suatu ringkasan, intinya tetap sama. Yesus ingin memastikan kepada Paulus, bahwa kalau Ia berbicara, Paulus dapat menganggapnya sebagai kebenaran. Namun, kita mungkin berharap Yesus secara dramatis menegaskan perkataannya tersebut, “Engkau akan pergi bersaksi di Roma, dan Aku sungguh-sungguh dengan apa 

yang Kukatakan.” Salah satu karakter Allah adalah dapat dipercaya yang berarti perkataan-Nya dapat diandalkan. Paulus mengetahui hal itu, dan la mempercayai apa yang Yesus katakan kepadanya. Hidupnya seolah-olah bergantung pada perkataan itu, dan memang sebenarnya demikian. Paulus mengalahkan ketakutannya karena ia percaya, seperti kata Yesaya, bahwa rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman TUHAN tetap untuk Selama lamanya.” | 


Mengapa Yesus tidak mengatakan lebih banyak hal lagi kepada Paulus Karena Allah sedang membangun iman dan karakter Paulus di tengah keadaan yang menakutkan, sama seperti Ia membangun iman dan karakter kita. Salah satu alasan TUHAN tidak terlebih dulu memaparkan rencana perjalanan hidup secara rinci kepada kita adalah karena Ia sedang dalam proses membangun umat yang akan hidup bersama-Nya dalam kekekalan. Kekekalan harus ditempati oleh orang-orang yang telah memilih untuk mempercayai dan mengasihi Allah ber,dasarkan perkataan-Nya, orang-  orang yang telah belajar melalui pengalaman mereka yang menakutkan selama di muka bumi bahwa Allah itu sepenuhnya dapat dipercaya. 


Namun kita mungkin berkata, “Aku juga tidak akan takut kalau Yesus mau datang dan berbicara kepada-ku seperti Ia berbicara kepada Paulus.” Allah mungkin tidak memilih untuk mendatangi kita dengan suara yang terdengar oleh telinga jasmani, namun intinya adalah: Ia tidak perlu harus berlaku demikian. Allah sudah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Dan firmanNya akan mendatangkan penghiburan dan ketenangan di tengah kegelapan yang menakutkan, lebih daripada yang bisa diberikan oleh ribuan perkataan orang yang berniat baik. Pertanyaannya adalah, bagaimana Allah dapat menyatakan diri-Nya kepada kita kalau kita tidak pernah meluangkan waktu untuk membaca apa yang TUHAN katakan? 


Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran ( 2 Timotius 3:10 ). 

Jika hendak pergi ke luar kota, di sepanjang perjalanan tentu kita akan menemui banyak rambu - rambu lalu lintas yang terpancang di sepanjang jalan baik itu rambu larangan maupun rambu perintah. Demikian juga saat akan membeli ponsel baru atau barang elektronik baru, kita tentu akan mendapat manual book tentang pengoperasian ponsel atau barang elektronik yang kita beli barusan. Saat membeli kamera digital baru, tentu ada manual booknya juga. Ya, hampir semua benda elektronik pasti memiliki manual book yang berisi cara pengoperasian benda atau produk elektronik tersebut. Tanpa mempelajari manual book, kita bisa saja mengoperasikan benda elektronik yang dibeli, tetapi akan lebih lama dan bisa saja rusak karena kemungkinan salah pengoperasian akan sangat besar karena kita mencoba-coba dengan sembarangan. 

Jika segala sesuatu yang merupakan buatan manusia saja ada buku petunjuk cara penggunaannya, apalagi kita manusia ciptaan Allah. Allah sudah memberikan kita buku petunjuk yaitu Alkitab, bagaimana kita mengoperasikan tubuh dan pikiran kita. Contohnya ketika kita marah, TUHAN memberi petunjuk melalui Efesus 4:26. Jika kita khawatir tentang hidup, TUHAN memberikan petunjuk melalui Matius 6:25-34. Ada banyak sekali petunjuk dan bimbingan TUHAN dalam Alkitab agar hidup kita benar - benar berarti dan memiliki damai sejahtera kalau kita mau tekun mempelajari dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari - hari. 

Banyak orang tahu isi Alkitab, hafal ayat-ayatnya, tetapi hidupnya kacau, yang hanya berfokus pada diri sendiri saja. Banyak pula orang yang hidup suka dengan coba-coba. Iseng-iseng memakai narkoba, pergi ke tempat prostitusi dan main judi karena mereka tidak mau belajar menggunakan petunjuk yang Allah berikan dan lebih memilih menuruti hawa nafsunya. Renungan hari ini mengajak kita semua untuk tidak jemu-jemu membaca firman TUHAN karena itu merupakan petunjuk untuk kita hidup semakin berkenan dan memberi arti bagi TUHAN dan sesama. 

Mari gunakanlah Alkitab sebagai buku petunjuk kita dalam menjalani kehidupan. 


Belum ada Komentar untuk "Percaya Pada Petunjuk Tuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel