Friday, November 22, 2024

Orang Kristen Punya Allah Yang Menyediakan Segala Sesuatu

Allah Yang Menyediakan Segala Sesuatu


Orang Kristen punya Allah yang menyediakan segala sesuatu menurut kekayaan dan kemuliaanNya.

Bila mengacu pada ayat - ayat Alkitab orang Kristen punya banyak nama penyebutan nama bagi TUHAN.

Salah satu nama TUHAN yang setara dengan Yahweh adalah Yehowa.

Dalam teologi agama Kristen berbicara mengenai Jehovah Jireh tidak dapat dipisahkan dari kata providensia atau pemeliharaan diambil dari kata dasar provide. Provide memiliki arti menyediakan, memelihara, menyajikan, mengurus, mempersiapkan, dan memperlengkapi segala sesuatu. 

Jehovah Jireh dirumuskan sebagai aktivitas TUHAN Pencipta yang tiada putusnya, yang oleh rahmat dan kebaikan-Nya yang berlimpah (Mazmur 145:9).

Lihat juga dalam surat Perjanjian Baru yang begitu dalam, yang semestinya disadari oleh semua manusia. 

Matius 5:45-48 katakan demikian :

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 

Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? 

Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

TUHAN menegakkan ciptaan-Nya dalam keadaan teratur (Kisah Para Rasul 17:28, Kolose 1:17 dan Ibrani 1:3), yang memimpin dan memerintah segala peristiwa, keadaan dan perbuatan bebas para malaikat dan manusia (bandingkan dengan Mazmur 107, Ayub 1:12, Ayub 2:6, Kejadian 45:5-8). 

Dan mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi kemuliaan-Nya sendiri (bandingkan dengan Efesus 1:9-12). 

Pandangan Kristen tentang hubungan Allah dengan dunia ini harus dibedakan dengan panteisme atau yang melarutkan dunia ke dalam Allah.

Dan dengan sifat deisme atau yang melepaskan dunia dari Allah, serta sifat dualisme atau yang membagi pengawasan atas dunia antara TUHAN dengan kekuatan - kekuatan lain selain dari kekuatan TUHAN yang ada di dalam dunia ini.

Berdasarkan bahasa asli orang Ibrani, kata Yahweh jarang dipakai berdiri sendiri.

Kata Yahweh biasanya dipakai dalam bentuk frasa sesuai dengan sifat dan karakter TUHAN. 

Beberapa contoh frasa sebagai nama lain penyebutan nama TUHAN antara lain : Jehovah Jireh, Jehovah Rapha, Jehova Nissi, Jehovah Shalom, Jehovah Tsidkenu, dan Jehovah Syamma.

Ketika menghadapi situasi sulit dalam hidup, sering kali kita merasa terbebani oleh ketidakpastian. 

Namun, bagi mereka yang percaya kepada Allah, ada penghiburan yang mendalam dalam keyakinan bahwa TUHAN Allah adalah penyedia yang setia. 

Konsep ini tertuang dalam banyak bagian Alkitab dan berbagai pengalaman hidup manusia.


1. Makna Allah Yang Menyediakan

Allah yang menyediakan berarti Dia peduli terhadap kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual umat-Nya. 

Dalam bahasa Ibrani, salah satu nama TUHAN, Yahweh Jireh, berarti "TUHAN yang menyediakan." 

Nama ini pertama kali disebutkan dalam Kejadian 22:14, ketika Abraham mengalami mujizat penyediaan seekor domba sebagai pengganti Ishak.

Kisah ini mengajarkan bahwa Allah kita adalah Allah yang  melihat kebutuhan kita bahkan sebelum kita memintanya. 

Dia bukan hanya memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga memberikan jalan keluar di tengah krisis dan penghiburan dalam masa-masa sulit.


2. Allah Yang Menyediakan Kebutuhan Sehari-hari

Allah memahami kebutuhan kita akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dalam Matius 6:26, Yesus berkata :
"Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga."

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak khawatir tentang kebutuhan sehari-hari, karena Allah yang Mahakuasa peduli dan menyediakan bagi ciptaan-Nya.


3. Penyediaan di Tengah Kesulitan

Dalam kehidupan, ada saat di mana kita menghadapi tantangan besar, kehilangan pekerjaan, masalah sakit penyakit, atau hubungan yang retak, dan terjerat utang piutang. 

Dalam saat-saat seperti ini, penyediaan Allah sering kali datang dalam bentuk yang tidak terduga. 

Mungkin melalui bantuan teman, dorongan dari keluarga, atau kesempatan baru yang muncul.

Mazmur 46:1 menegaskan :
"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sungguh sangat terbukti."

Hal ini menunjukkan bahwa Allah yang menyediakan tidak hanya bersifat materi, tetapi juga berupa kekuatan dan penghiburan yang kita perlukan untuk melewati badai kehidupan.


4. Allah Menyediakan Kehidupan Kekal

Pemeliharaan dan penyediaan TUHAN Allah yang terbesar adalah keselamatan melalui Yesus Kristus. 

Dalam Yohanes 3:16 tertulis :
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Keselamatan ini adalah bukti terbesar dari kasih dan penyediaan TUHAN bagi umat manusia.


5. Percayalah pada Penyediaan TUHAN

Percaya kepada TUHAN berarti melepaskan kekhawatiran dan menyerahkan segala kebutuhan kepada-Nya. Filipi 4:19 berkata:
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."
Penyediaan Allah selalu tepat waktu, meskipun mungkin tidak sesuai dengan harapan atau rencana kita.


Menghidupi Keyakinan bahwa Allah Yang Menyediakan


1. Berdoa dengan Iman

Salah satu cara untuk menghidupi keyakinan bahwa Allah yang menyediakan segala sesuatu adalah dengan membawa setiap kebutuhan kita kepada Allah melalui permohonan doa. Dalam Matius 7:7, Yesus mengajarkan :
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."


Berdoa dengan iman menunjukkan kepercayaan penuh bahwa TUHAN Allah mendengar dan akan menjawab pada waktu dan cara-Nya yang terbaik.


2. Mengucap Syukur dalam Segala Hal

Mengucap syukur adalah tanda iman bahwa Allah turut bekerja, bahkan dalam keadaan sulit. Dalam 1 Tesalonika 5:18 dikatakan :
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Dengan bersyukur, kita belajar untuk melihat pemeliharaan Allah yang sering kali tersembunyi dalam bentuk-bentuk sederhana, seperti kesehatan, keluarga, atau kesempatan untuk belajar dari tantangan.


3. Melayani Orang Lain

Percaya bahwa Allah yang menyediakan juga mengarahkan kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. 

TUHAN sering menggunakan umat-Nya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Dengan memberi kepada mereka yang membutuhkan, kita menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya.
Dalam Lukas 6:38 tertulis:
"Berilah dan kamu akan diberi : suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang, dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu."

Melalui memberi, kita tidak hanya memberkati orang lain, tetapi juga mengalami sukacita dalam melihat dan merasakan bahwa Allah yang menyediakan bekerja melalui hidup kita.


4. Percaya pada Rencana TUHAN

Ada saat di mana penyediaan TUHAN terlihat berbeda dari apa yang kita harapkan. Namun, percaya kepada-Nya berarti yakin bahwa Dia tahu apa yang terbaik. Yeremia 29:11 menyatakan :
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."

TUHAN Allah sering menggunakan proses yang tidak kita pahami untuk membentuk karakter kita dan mempersiapkan sesuatu yang lebih baik di masa depan.


5. Hidup dengan Pengharapan

Pengharapan kepada Allah adalah kekuatan yang membuat kita mampu menghadapi hari-hari yang sulit. 

Mazmur 62:5-6 mengingatkan kita:
"Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah."

Ketika kita berpegang pada pengharapan ini, kita memiliki ketenangan bahwa apa pun yang terjadi, Allah selalu menyediakan.

Allah yang  menyediakan adalah bukti kasih-Nya yang tak terbatas. 

Dia tidak pernah meninggalkan kita sendirian dalam pergumulan, melainkan selalu hadir dengan solusi, kekuatan, dan damai sejahtera. 

Tugas kita adalah tetap percaya, berdoa, bersyukur, dan bersedia menjadi berkat bagi orang lain. 

Dengan menjalani hidup seperti ini, kita tidak hanya menyaksikan penyediaan Allah, tetapi juga mengalami hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.

Tetaplah mengingat bahwa Allah yang menyediakan hari ini adalah Allah yang sama yang akan menyediakan esok hari. 

Teruslah berjalan dengan iman, dan percayalah bahwa Dia tidak pernah gagal.

Memahami Makna Jehovah Jireh Secara Mendalam

Penyediaan Allah sering kali melampaui hal-hal yang terlihat oleh mata. 

Dia menyediakan bukan hanya materi atau kebutuhan fisik, tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam, kebutuhan rohani, emosional, dan bahkan arah hidup. 

Untuk memahami penyediaan Allah secara lebih mendalam, berikut adalah beberapa aspek yang perlu direnungkan :


1. Penyediaan yang Sesuai dengan Waktu-Nya

TUHAN tidak pernah terlambat maupun terlalu cepat. Dia selalu menyediakan pada waktu yang tepat, meskipun kita sering merasa seolah-olah penantian itu terlalu lama. 

Dalam Pengkhotbah 3:11 tertulis :
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya."
Penyediaan Allah sering kali menguji kesabaran dan iman kita, namun pada akhirnya, waktu-Nya adalah yang terbaik.


2. Penyediaan yang Mendewasakan Iman

TUHAN tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan untuk bertumbuh. 

Terkadang, Dia membiarkan kita berjalan dalam kesulitan untuk memperkuat iman kita. 

Dalam Yakobus 1:2-4 dikatakan:
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."

Melalui proses ini, kita belajar bergantung sepenuhnya kepada-Nya dan memahami bahwa Dia adalah sumber segala sesuatu.

3. Penyediaan Allah dalam Bentuk Hikmat dan Petunjuk

Sering kali, penyediaan Allah datang dalam bentuk hikmat untuk membuat keputusan yang tepat atau petunjuk untuk menjalani kehidupan. 

Dalam Yakobus 1:5, TUHAN berjanji :
"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya."

Hikmat ini memungkinkan kita melihat situasi dengan perspektif ilahi dan membuat langkah yang membawa kita lebih dekat kepada tujuan-Nya.


4. Penyediaan Melalui Komunitas

Allah sering menggunakan komunitas sebagai saluran penyediaan-Nya. 

Entah itu dalam bentuk dukungan moral, bantuan finansial, atau doa, kita sering menemukan penyediaan Allah melalui orang-orang di sekitar kita. 

Dalam Kisah Para Rasul 2:44-45, kita melihat bagaimana jemaat mula-mula saling berbagi untuk memenuhi kebutuhan bersama :


"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. 

Dan selalu ada di antara mereka orang yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."


5. Penyediaan yang Membawa Damai Sejahtera

Penyediaan TUHAN sering kali tidak berbentuk materi, melainkan berupa damai sejahtera yang melampaui segala akal. Filipi 4:6-7 berkata :

"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Damai ini memungkinkan kita untuk tetap tenang meskipun kebutuhan kita belum sepenuhnya terpenuhi, karena kita tahu bahwa Allah lah yang memegang kendali.


Menghidupi Janji Allah dalam Pemeliharaan

Untuk benar-benar mengalami penyediaan Allah, kita harus hidup dalam hubungan yang erat dengan-Nya. 

Ini berarti mempercayai-Nya sepenuh hati, mengikuti perintah-Nya, dan tetap bersyukur dalam segala keadaan.

Sebagaimana Daud menulis dalam Mazmur 23:1 :
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa sebagai Gembala yang baik. TUHAN tidak hanya menyediakan kebutuhan kita, tetapi juga memimpin kita ke tempat yang aman, memberi kekuatan, dan menuntun kita kepada penggenapan rencana-Nya.


Mari kita baca kisah Alkitab tentang hambaNya Abraham dan anaknya Ishak berikut ini :

Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, TUHAN." 

Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu. 

"Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 

Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 

Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

"Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. 

Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.

Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, TUHAN." 

Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.

 Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." 

Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN : 

Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku. Maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.

Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."

 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

( Kejadian 22:1-19 )


Sejak manusia dan semesta alam diciptakan manusia tidak terlepas dari campur tangan Allah, karena TUHAN Allah menciptakan dan Ia memelihara. Bahkan juga menyelamatkan dan memperbarui seluruh ciptaan. 

Setelah TUHAN Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1), Ia tidak meninggalkan dunia berjalan sendiri. 

Sebaliknya, Allah terus terlibat di dalam kehidupan umat-Nya dan tetap memelihara ciptaan-Nya. 

Tindakan pemeliharaan Allah terhadap manusia dan ciptaan lainnya berlangsung sepanjang masa.

Sejak semula ketika menciptakan alam semesta dan segala makhluk yang ada di dalamnya, Alkitab memberi kesaksian bahwa Allah melihat semuanya itu baik. 

Segalanya diciptakan untuk saling mengisi dan saling menopang. 

Ia menciptakan lautan, daratan, sungai, kemudian baru tumbuhan dan hewan yang hidup di tempat - tempat itu. 

Jadi, Allah menyediakan wadah untuk bertumbuh, barulah makhluknya. 

Allah juga memelihara semua yang diciptakan-Nya ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah mencari dan menyelamatkan mereka.


Labels: ,

Friday, November 01, 2024

Latar Belakang Kitab Imamat

Latar Belakang Kitab Imamat


LATAR BELAKANG KITAB IMAMAT


Latar belakang kitab Imamat lebih banyak memberitahukan perihal hukum, perintah dan ketetapan TUHAN melalui perantaraan Musa, Hamba TUHAN.

Kitab Imamat adalah surat ketiga Alkitab dalam kitab Perjanjian Lama. 

Kerangka sejarah untuk hukum - hukum yang ditetapkan TUHAN mengacu pada pada kehidupan bangsa Israel ketika bangsa Israel berada di sekitar gunung Sinai. 

Kitab Imamat dalam bentuknya seperti sekarang merupakan kesatuan yang terjalin rapi.

 Bagian - bagian mengenai sejarah, jauh lebih banyak dari pada yang dapat dilihat sepintas lalu (baca Imamat 10:1-7.

Imamat 24:10-23, Imamat 8 sampai Imamat 10 hingga muncul kalimat ' Dan TUHAN berfirman kepada Musa '. 

Perhatian diarahkan juga kepada perkawinan dan kekudusan di dalam kehidupan sehari - hari dan sikap Israel terhadap hukum - hukum Allah (baca juga Imamat 18:3,5,30.

Baca juga Imamat 19:1-3, 18, 37, Imamat 20:26, Imamat 22:31-33, dan Imamat 26, dan pasal - pasal Imamat lainnya). 

BACA JUGA : Garis Besar Kitab Keluaran 

Dilihat dari isinya secara keseluruhan, kitab Imamat dapat disebut "Kitab Kekudusan TUHAN, dengan tuntutan-Nya yang mendasar yaitu 'Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN adalah kudus' ( Imamat 20:26). 

Kekudusan-Nya nampak dalam penghukuman-Nya terhadap dosa Nadab dan Abihu (Imamat 10:1-7) dan para penghujat (Imamat 24:1-23). 

Kekudusan-Nya-lah yang mengharuskan adanya hukum - hukum tentang persembahan dan makanan, pentahiran dan kekudusan, hari raya dan upacara - upacara lainnya. 

Para imam adalah orang - orang yang sangat penting sebagai perantara antara TUHAN dengan bangsa Israel. 

Kehidupan di dalam perjanjian adalah kehidupan yang terus menerus diatur dengan segala macam peraturan. 

Cita-cita yang didambakan sedemikian mulia, sehingga tidak ada sesuatu apapun kecuali persembahan yang dapat menutupi Israel di hadapan hadirat TUHAN.

Karena Israel tetap sangat tidak mampu memenuhi tuntutan - tuntutan kudus-Nya. 

Darah di atas mezbah sangat dibutuhkan. 

Darah yang dipercikkan menunjuk ke depan, kepada Dia, yang datang untuk menggenapi, membawa kepada kepenuhan seluruh Kitab Imamat, seluruh kitab Taurat, dan seluruh kitab Perjanjian Lama. 

Dengan demikian Kitab Imamat memberitahukan kepada kita 'Sudah genap”. 

Hal itu menunjuk kepada pembebasan kita, juga menunjukkan kewajiban kita untuk menjadi kudus atau suci menurut pandangan TUHAN. Yang mengaruniakan PutraNya, Yesus Kristus sebagai imam dan korban karena dosa - dosa manusia.

Dalam pembagian ini terlihat bahwa isi surat Imamat terutama terdiri dari hukum-hukum peribadatan. 

Pada saat yang sama, perlu diketahui bahwa tujuan penulisan kitab Imamat adalah untuk melanjutkan cerita tentang pengalaman -pengalaman bangsa Israel di dekat gunung Sinai.

Hal ini nyata dari kata - kata pertama Imamat, dan dari rumusan yang diulang -ulangi berupa pernyataan : Berfirmanlah TUHAN kepada Musa( Imamat 1:1, Imamat 4:1, Imamat 5:14.

Bandingkan dengan ayat berikut ini: 'Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Harun' (Imamat 10:8) dan 'Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun' (Imamat 11:1, bandingkan dengan Imamat 13:15 dan ayat berikutnya). 

Latar belakang sejarahnya tidak boleh dihapuskan dari kitab Pentateukh, karena kitab imamat dipandang sebagai bagian dari keutuhan kitab Pentateukh. 

Di Sinai, bangsa Israel diperlengkapi dengan pembagian tugas masing - masing, yang diungkapkan dalam pernyataan '.

Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus' (Keluaran 19:6). 

Kepada Israel sudah dititipkan Sepuluh Firman, kitab perjanjian dan peraturan - peraturan yang berkenaan dengan Kemah Pertemuan. 

Tempat kediaman TUHAN ini dibangun di tengah-tengah perkemahan Israel (Keluaran 40). 

Hukum - hukum persembahan (Imamat 1-7) pada mulanya merupakan bagian yang berdiri sendiri (bandingkan dengan Imamat 7:35-38). 

Hukum - hukum itu sangat cocok dalam konteks Pentateukh seperti yang terlihat sampai sekarang di negara Israel. 

Sejarah mengenai persembahan korban dan penjelasan mengenai pentingnya memberi persembahan disebut dalam kitab Imamat, yang harus diperhatikan secara khusus oleh orang Kristen. 

Kita tahu bagaimana makna persembahan - persembahan itu dipenuhi sempurna dalam ketaatan Yesus Kristus, yang dimulai dalam kitab Kejadian di surat Kejadian 4:3-5. 

Ada juga bagian - bagian lain dari Pentateukh sebelum Imamat yang menyebut korban - korban dan persembahan - persembahan. 

Namun dalam kitab Imamat TUHAN mengatur segala ibadah korban dan melembagakan suatu bentuk khusus sebagai alat pendamaian bagi Israel. 

Imamat 17:11 mengemukakan alasan larangan makan darah ( karena kehidupan dari daging terletak di dalam darah).

 Larangan itu telah disebut dalam Imamat 3:17 dan Imamat 7:26 dan ayat berikutnya, tapi tidak satupun dari kedua ayat ini mengemukakan alasan yang terus terang.

Namun darah sama dengan nyawa sudah cukup kuat alasan bahwa manusia dilarang memakan darah. 

Penumpahan dan pemercikan darah seperti digambarkan dalam Imamat 1-7 harus dipahami dengan terang dalam Imamat 17:11. 

Hal ini merupakan petunjuk tentang kesatuan kitab Imamat.

Petunjuk lain tentang kesatuannya adalah kenyataan bahwa Imamat 17:11 mempersiapkan kitab untuk peralihan ke dalam peraturan - peraturan tentang kenajisan. Kemudian diperinci dalam berbagai sikap pada pasal Imamat 11-15. 

Demikian juga dalam surat Imamat 10 ayat 10 mengarah kepada perbedaan - perbedaan yang terperinci antara yang kudus dengan yang najis seperti yang dikemukakan pada Imamat pasal 11. 

Keseluruhan Kitab Imamat sangat jelas diberitahukan bahwa hukum - hukum tentang kekudusan dan kenajisan menunjuk kepada tuntutan yang dibebankan kepada Israel, yaitu menjauhi dosa. 

Dosalah yang memisahkan TUHAN dari umat-Nya, sehingga mereka harus mendekati Dia dengan korban persembahan atau korban bakaran (Imamat 1 sampai Imamat 7) dan melalui imam (Imamat 8 sampai Imamat 10). 

Imamat 16:1 yang begitu dekat pada Imamat 15:31 menunjuk kembali kepada Imamat 10:1 dan ayat berikutnya. 

Dalam Imamat 20:25 terdapat kiasan tentang peraturan berkenaan dengan binatang - binatang yang najis dan tidak najis menurut pasal 11.

Dan ayat ini menyediakan hubungan yang lebih dekat antara hukum - hukum dalam pasal 18 hingga Imamat pasal 20 dengan Imamat pasal 11 sampai Imamat pasal 15. 

Hal ini tidak mendukung pendapat para ahli yang mengatakan bahwa hukum - hukum kekudusan dalam Imamat pasal 17 sampai Imamat pasal 26 pada mulanya merupakan bagian yang berdiri sendiri. 

Imamat 21:1 hingga Imamat 22:16, ucapan-ucapan seperti yang terdapat dalam 11:44 dan ayat berikutnya, Imamat 19:2, Imamat 20:7 diulangi dengan menunjuk kepada imam-imam (misalnya dalam Imamat 21:8.

Dan kamu harus menganggap dia kudus, karena dialah yang mempersembahkan santapan Allahmu. 

Ia harus kudus bagimu, sebab Aku, TUHAN, yang menguduskan kamu adalah kudus. 

Dalam Imamat 25 mengungkapkan bahwa kata - kata berikutnya disampaikan kepada Musa di gunung Sinai, tepat seperti yang diungkapkan dalam ringkasan hukum - hukum pada Imamat 7:37


GARIS BESAR ISI KITAB IMAMAT


Berikut ini garis besar kitab Imamat berdasarkan judul perikop pasal demi pasal yang tertulis dalam kitab Imamat antara lain :


• Pasal 1 : Korban bakaran

• Pasal 2 : Korban sajian

• Pasal 3 : Korban keselamatan

• Pasal 4 : Korban penghapus dosa

• Pasal 5 : Korban penebusan salah

• Pasal 6 :
- Korban bakaran 
- Korban sajian 
- Korban penghapus dosa

• Pasal 7 : 
- Korban penebus salah
- Korban keselamatan
- Larangan memakan lemak dan darah
- Bagian imam dari pada segala korban keselamatan

• Pasal 8 : Pentahbisan Harun dan anak anaknya

• Pasal 9 : Para imam menerima jabatannya

• Pasal 10 :
- Kematian Nadab dan Abihu
- Larangan tentang minuman keras bagi imam yang menyelenggarakan kebaktian
- Bagian imam dari korban 


• Pasal 11 : Binatang yang haram dan yang tidak haram

• Pasal 12 : Pentahiran

• Pasal 13 : Penyakit kusta

• Pasal 14 : Tanpa judul perikop

• Pasal 15 : Ketidaktahiran pada laki - laki dan perempuan 

• Pasal 16 : Hari Raya Pendamaian

• Pasal 17 : 
- Tempat menyembelih dan mempersembahkan korban
- Larangan tentang makan darah atau bangkai

• Pasal 18 : Kudusnya perkawinan 

• Pasal 19 : Kudusnya hidup

• Pasal 20 : Kudusnya umat TUHAN 

• Pasal 21 : Kudusnya para imam

• Pasal 22 : Kudusnya kebaktian korban

• Pasal 23 : Hari - hari raya

• Pasal 24 : 
- Minyak untuk lampu
- Roti sajian
- Penghujat nama TUHAN dihukum ; Lain - lain kejahatan

• Pasal 25 : 
- Tahun sabat dan tahun Yobel
- Penebusan tanah
- Penebusan rumah
- Perlakuan terhadap orang miskin

• Pasal 26 : 
- Berkat
- Kutuk

• Pasal 27 : Membayar nazar


Garis besar kitab Imamat antara lain :

1. Hukum - hukum persembahan 

2. Pelayanan di Kemah Pertemuan 

3. Hukum tentang kekudusan dan kenajisan

4. Hari raya Pendamaian

5. Berbagai hukum lainnya

6. Janji - janji dan peringatan - peringatan

7. Penebusan.


Kitab Imamat dapat dikatakan sebagai kitab Hukum Kekudusan seperti yang tertulis Imamat 17 sampai Imamat 26.

Nama Hukum Kekudusan dipakai secara luas karena banyak orang mempunyai pandangan bahwa nama itu cocok.

Khususnya karena penekanan yang jelas dan berulang-ulang tentang kekudusan dan penyucian seperti dalam Imamat 19: 2, Imamat 20:7, 8, 26, Imamat 21:6-8, 15, dan 23, Imamat 22:9, 16, dan ayat 32.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah Hukum Kekudusan dapat berdiri sendiri bila didasarkan pada Imamat 17 sampai Imamat 26.
Tak ada satupun dari alasan itu yang mengatakan bahwa Imamat 17 sampai Imamat 26 harus dipandang sebagai kumpulan hukum yang berdiri sendiri.

 
Kita tidak boleh lupa bahwa di sini, seperti di bagian lain, para peneliti Perjanjian Lama banyak dipengaruhi oleh sikapnya terhadap Alkitab sebagai firman Allah yang hidup.

 
Sebagai contoh, alasan bahwa Imamat 26 harus ditempatkan pada masa pembuangan, sebab pembuangan ini dinubuatkan dalam pasal tersebut, jauh dari perlakuan yang benar terhadap penyataan ilahi. 

Ketiadaan judul perikop khusus pada awal pasal 14 dijelaskan dengan sangat baik dengan pandangan bahwa Kitab Imamat merupakan kesatuan yang terjalin dengan baik. 


MAKNA KITAB IMAMAT 


Dilihat dari berbagai sudut pandang, Kitab Imamat memiliki makna yang besar, antara lain :

Pertama, Imamat memperlengkapi kita dengan latar belakang terhadap semua kitab lainnya dalam Alkitab. 

Untuk memahami keterangan tentang persembahan korban, upacara penyucian atau kebiasaan seperti Tahun Sabat atau Tahun Yobel, dari kitab inilah dapat diperoleh bahannya. 

Kedua, Imamat menarik perhatian dari sudut pandang agamawi secara umum. 
Dengan temuan penggalian - penggalian arkeologis, kita dapat membandingkan tatanan dalam Imamat dengan tatanan lainnya yang terdapat dalam bangsa lain seperti Fenisia, Kanaan, Mesir, Asyur, Babilonia dan Hitti.

Ketiga, sampai dengan hari ini orang Yahudi ortodoks nemukan kumpulan peraturan mereka, misalnya tentang makanan, dari kitab ini. 
Hoffmann, seorang penafsir kitab Imamat dari kalangan Yahudi, menunjukkan bahwa kepercayaan - kepercayaan lain yang menggunakan Perjanjian, terutama memilih Kitab Kejadian sebagai pokok studi mereka. 

Sementara orang Yahudi secara khusus mengarahkan perhatiannya kepada Kitab Imamat. 


AYAT ALKITAB SURAT IMAMAT YANG SERING DICARI

Imamat 17

Imamat 10

imamat 19 ayat 11

Imamat 11

Imamat 11 7-8

Imamat 16

Imamat 13

Imamat 15

Imamat 27

Imamat 20 ayat 6

Imamat 26

Imamat 20

Imamat 24

Imamat 21

Imamat 22

Imamat 19 ayat 28

Imamat 3 ayat 17

Imamat 35 7

Imamat 3 23

Imamat 3 ayat 1

Imamat 35 ayat 7

Imamat 3 ayat 16

Imamat 3 ayat 23

Imamat 3 ayat 2

Imamat 3 renungan

Imamat 25 ayat 35

Imamat 27 ayat 30

Imamat 27 30

Imamat 16 1-34

Imamat 19 ayat 31

Imamat 19 ayat 32

Imamat 15 19-30

Imamat 8 1-36

renungan Imamat 25 35 55

Imamat 4 ayat 35

Imamat 4 ayat 1

Imamat 4 menceritakan tentang

Imamat 4 35

Imamat 4 1-35

Imamat 4 renungan

Imamat 4 ayat 13

Imamat 11 45

Imamat 11 4

Imamat 26 ayat 1-46

Imamat 23 1-44

Imamat 11 44

Imamat 11 ayat 4

tafsiran Imamat 4

Imamat 5 ayat 5

Imamat 5 11

Imamat 5 ayat 17

Imamat 5 menceritakan tentang

Imamat 5 ayat 11

Imamat 5 ayat 10

Imamat 5 ayat 1

Imamat 5 ayat 35

Imamat 5 renungan

Imamat 25 35-55

renungan Imamat 5

Imamat 19 5

Imamat 18 1-5

renungan Imamat 18 ayat 5

Imamat pasal 5

Imamat 6 ayat 12-13

Imamat 6 12-13

Imamat 6 menceritakan tentang

Imamat 6 ayat 8-13

Imamat 6 ayat 13

Imamat 6 renungan

Imamat 6 ayat 1-7

Imamat 6 14-23

Imamat 6 ayat 1 sampai 7

renungan Imamat 6

Imamat 7 ayat 26-27

Imamat 7-8

Imamat 7 menceritakan tentang

Imamat 7 ayat 11

Imamat 7 ayat 28-38

Imamat 7 ayat 1

Imamat 7 22-27

Imamat 7 renungan

Imamat 7 ayat 22-27

Imamat 10 1-7

Imamat 1-7

Imamat 17 7

Imamat 25 ayat 2-7

Imamat 8 12

Imamat 8 menceritakan tentang

Imamat 8 renungan

Imamat 8 36

Imamat 8 22-24

Imamat 8-10

Imamat 8 20

Imamat 8 23 24

Imamat 10 8-11

renungan Imamat 25 8 13

Imamat 11 1-8

Imamat 11 ayat 4-8

Imamat 9 ayat 22

Imamat 9 menceritakan tentang

Imamat 9 ayat 1-24

Imamat 9 renungan

Imamat 19 9-10

Imamat pasal 9

Imamat 6 9

Imamat 1 9

Imamat 19 ayat 9

Imamat 2 9

Imamat 3 9

Imamat 11 ayat 7-8
Imamat 19 ayat 18
Imamat 11 ayat 7
Imamat 25
Imamat 19
Imamat 18 ayat 22
Imamat 23
Imamat 18
Imamat bab 11
Bible Imamat 11 7-8
kitab Imamat 11 7-8
kesimpulan Imamat 19
kesimpulan Imamat 13
kesimpulan Imamat 16
kesimpulan Imamat 14
kesimpulan Imamat 27
renungan Imamat 13
renungan Imamat 25
renungan Imamat 8
renungan Imamat 3
renungan Imamat 14
renungan Imamat 16
renungan Imamat 19
renungan Imamat 4
renungan Imamat 9
renungan Imamat 2
renungan Imamat 7
Imamat pasal 11 ayat 7-8
Imamat pasal 11
Imamat pasal 13
Imamat pasal 24 ayat 17 sampai 20
Imamat pasal 25
Imamat pasal 11 ayat 7
Imamat pasal 1
Imamat pasal 2
Imamat pasal 19
surat Imamat 11 ayat 7
Imamat 10 9
menurut Alkitab Imamat 26 1 46