Doa Nabi Ayub Ketika Sakit Dalam Sudut Pandang Agama Kristen
1. DOA NABI AYUB KETIKA SAKIT
Doa nabi Ayub ketika sakit dalam perspektif Kristen adalah teladan doa yang lahir dari penderitaan namun berujung pada pemulihan dan pengenalan yang lebih dalam akan Allah.
Ayub mengajarkan bahwa iman sejati bukan berarti tidak pernah bertanya kepada Allah, tetapi tetap berdoa meskipun doa kita tidak langsung mendapat jawaban.
Seperti Ayub, orang percaya dipanggil untuk tetap berdoa, tetap percaya, dan tetap berserah kepada Allah yang berdaulat dan penuh kasih.
Doa Ayub Di Tengah Penderitaan Yang Hebat
Ketika Ayub kehilangan segala sesuatu berupa kehilangan anak - anak, harta benda dan ditambah lagi timbulnya sakit penyakit namun nabi Ayub tetap berdoa.
Doanya tidak selalu berupa ucapan yang indah atau penuh syukur, melainkan sering kali keluar dari hati yang hancur dan marasa teraniaya.
Dalam Ayub 1:21, Ayub berkata :
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Ayat ini menunjukkan bahwa doa Ayub adalah pengakuan iman yang tulus, bahkan ketika ia tidak memahami alasan penderitaannya.
Doa Sebagai Ungkapan Kejujuran Kepada Allah
Doa nabi Ayub ketika sakit barah yang busuk tidak serta merta langsung dipanjatkan kepada Allah.
Karena sejak nabi Ayub terkena penyakit barah yang busuk, ia dan ketiga sahabatnya tidak mengucapkan sepatah katapun selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah tujuh hari tujuh malam berlalu nabi Ayub membuka mulutnya dengan tidak menyembunyikan perasaannya di hadapan Allah dan juga di hadapan sahabat - sahabatnya.
Meskipun sejak membuka suaranya ia mengeluh, bertanya, dan bahkan merasa putus asa namun dalam kondisi beratnya penderitaannya Ayub tidak meninggalkan Allah.
Dalam kondisi penderitaan yang sangat berat nabi Ayub terus berdoa kepada Allah, bukan menjauh dari Allah.
Dalam sudut pandang keKristenan, hal ini menunjukkan bahwa Allah menghargai doa yang jujur, apa adanya, bukan doa yang hanya terkesan seolah - olah saleh atau religius.
Salah satu doa nabi Ayub ketika sakit bisa kita baca dalam kitab Ayub 19:25 - 27 dapat membangkitkan iman dan percaya setiap orang Kristen kepada Allah.
Berikut ini kutipan dari kitab Ayub 19:25-27
Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain.
Hati sanubariku merana karena rindu.
Doa nabi Ayub ketika sakit dan ditimpa musibah akhirnya menjadi doa pengharapan.
Dan dari yang tadinya keluh kesah muncul iman yang kuat dan yang lebih matang.
2. KITAB AYUB
Kitab Ayub merupakan salah satu kitab yang tergolong dalam sastra hikmat bersama dengan Amsal dan Pengkhotbah yang ada di kitab Perjanjian Lama.
Kitab Ayub menceritakan tentang penderitaan yang paling memilukan dalam kehidupan manusia dalam bentuk kehidupan seorang Ayub.
Dalam penderitaan yang hebat tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan seperti mengapa orang benar menderita, dan bagaimana manusia harus tetap beriman di tengah penderitaan?
Melalui kisah hidup Ayub yang ditulis dalam kitab Ayub, para pembaca kristenpunya.com diajak untuk memahami hubungan antara Allah, penderitaan, dan iman yang murni dan sejati seperti seorang Ayub.
PENULIS DAN WAKTU PENULISAN KITAB AYUB
Penulis dan waktu penulisan kitab Ayub tidak disebut secara jelas. Namun beberapa ahli Alkitab berpendapat bahwa kitab Ayub ditulis oleh Musa, sementara yang lain berpendapat bahwa penulisnya adalah seseorang yang hidup di zaman sesudahnya.
Dari gaya bahasanya, kitab Ayub tampak berasal dari masa patriarkal (zaman Abraham, Ishak, dan Yakub), sehingga kisahnya kemungkinan besar terjadi sebelum zaman Israel sebagai bangsa terbentuk.
Ahli-ahli modern berbeda pendapat mengenai kalendernya, mulai dari zaman Salomo sampai 250 Sebelum Masehi, dan kalender paling umum diterima adalah antara tahun 600 hingga 400 Sebelum Masehi.
Meskipun kecenderungan untuk menyukai kalender yang lebih kemudian semakin bertambah.
Suatu kalender pada zaman Salomo, yang diterima oleh Franz Delitzsch dan E.J Young adalah yang tertua yang dapat diterima akal sehat.
Gagasan yang didasarkan pada pokok bahasa dan teologi mungkin menyokong suatu kalender yang sedikit lebih kemudian.
Namun karena kitab ini tunggal dalam jenisnya pada sastra Ibrani. Dan bahasanya begitu istimewa (bahkan ada beberapa ahli menganggapnya sebagai terjemahan dari bahasa Aram, atau penulisnya hidup di luar tanah Israel), dan teologinya tidak mengenal batas waktu, maka ketentuan kalendernya tak kunjung lebih dari subyektif.
GARIS BESAR ISI KITAB AYUB
Kitab Ayub terdiri dari 42 pasal, dan dibagi dalam beberapa bagian besar :
- Pendahuluan (Pasal 1–2)
Dikisahkan tentang Ayub, seorang yang saleh dan takut akan Allah, kaya raya dan memiliki keluarga besar. Namun, iblis menuduh bahwa kesalehan Ayub hanya karena berkat yang ia terima.
Allah mengizinkan iblis menguji Ayub dengan kehilangan harta, anak-anak, dan kesehatannya.
Meski begitu, Ayub tidak berdosa dengan bibirnya dan tetap setia kepada Allah.
- Dialog dan Perdebatan (Pasal 3–31)
Setelah menderita, Ayub mengeluh dan bertanya mengapa ia harus menanggung penderitaan padahal ia tidak bersalah.
Tiga sahabatnya Elifas, Bildad, dan Zofar berusaha menjelaskan bahwa penderitaan pasti akibat dosa. Namun, Ayub menegaskan bahwa ia tidak bersalah dan ingin berdebat langsung dengan Allah.
- Pendapat Elihu (Pasal 32–37)
Elihu, seorang yang lebih muda, muncul memberikan pandangan bahwa penderitaan bisa menjadi alat Allah untuk mendidik dan memurnikan iman seseorang. Pandangannya lebih dekat dengan kebenaran dibanding sahabat - sahabat Ayub sebelumnya.
- Jawaban Allah (Pasal 38–41)
Allah menjawab Ayub dari dalam badai.
TUHAN tidak menjelaskan alasan penderitaan Ayub, tetapi menunjukkan kebesaran dan hikmat-Nya dalam menciptakan alam semesta.
Ayub akhirnya menyadari keterbatasannya dan mengakui bahwa rencana Allah jauh melampaui pengertiannya.
- Pemulihan Ayub (Pasal 42)
Ayub bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah.
Allah memulihkan kehidupannya, memberkatinya dua kali lipat dari sebelumnya, dan memberikan kembali anak-anak serta umur panjang.
Kenyataan bahwa Ayub memuat syair yang paling sulit dalam Perjanjian Lama, dan dalam kosa kata terdapat kira - kira 100 kata (W.B Stevenson, The Poem of Job) yang tidak ada dalam kitab lain manapun, membuat tugas menyalinnya sangat sulit.
DAFTAR JUDUL PERIKOP KITAB AYUB
• Pasal 1 dan pasal 2 : Kesalehan Ayub dicoba
• Pasal 3 : Keluh kesah Ayub
• Pasal 4 - 31 : PERCAKAPAN AYUB DENGAN SAHABAT - SAHABATNYA
• Pasal 4 Pasal 5 : Elifas menegur Ayub
• Pasal 6 : Ayub kecewa terhadap sahabat - sahabatnya
• Pasal 7 : Hidup itu berat
• Pasal 8 : Bildad membela keadilan hukuman Allah
• Pasal 9 : Jawab Ayub : Tidak serangan dapat bertahan di hadapan Allah
• Pasal 10 : Apakah maksud Allah dengan penderitaan.
• Pasal 11 : Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah
• Pasal 12 : Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah
• Pasal 13 : Ayub membela perkaranya di hadapan Allah
• Pasal 14 : Setelah mati tidak ada harapan lagi
Labels: Ayat Alkitab, KESAKSIAN
.jpg)

0 Comments:
Post a Comment
Selamat datang di website Kristen Punya.
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home