Konsisten Dan Komitmen Melayani Tuhan




Konsistensi adalah menyangkut tentang kepribadian pelayan yang harus menjadi garam dan terang dunia. Kepribadian adalah menyangkut dengan integritas seseorang. Integritas berarti kejujuran, mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Sifat konsisten dapat diartikan sebagai aspek kepribadian yang terkait dengan respon atau reaksi seseorang dalam berperilaku, bisa jadi sesuatu yang disukai ( liked) atau tidak disukai ( dislike), sebab sifat konsisten maupun inkonsisten sangat berkontribusi terhadap keharmonisan dan ketidakharmonisan, terhadap kepuasan atau ketidakpuasan, sifat yang disenangi atau tidak disenangi seperti sifat jujur, pemurah, periang, dan bertanggungjawab. Sementara yang tidak disenangi, misalnya tidak sopan, pendendam, dan lain sebagainya. Konsisten adalah sifat yang tetap, yang tidak berubah -ubah,yang selaras antara perbuatan dengan ucapan yang terus dilakukan hari demi hari. Oleh karena itu konsisten adalah sifat transparansi manusia yang harus dipelihara dimana semua perkataan sama dengan segala perbuatan yang mencerminkan integritas. Salah satu kualitas dan karakteristik yang diperlukan dalam pelayanan sejati adalah integritas yaitu konsistensi dalam perkataan dan tindakan seseorang, kelayakan untuk dipercaya memiliki karakter yang benar. Dengan demikian maka sangatlah perlu untuk memperhatikan konsistensi kerja yang telah ditetapkan oleh gereja masing - masing demi untuk memaksimalkan kinerja yang hendak dicapai, hal ini dapat dilakukan dengan sikap yang dapat dipertanggungjawabkan.


Sikap Tidak Berubah - Ubah 


Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan gereja, serta untuk mewujudkan pelayan TUHAN yang bersih dan berwibawa diperlukan adanya semacam suatu perangkat Peraturan Disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila suatu kewajiban tersebut tidak ditaati atau adanya suatu pelanggaran - pelanggaran dalam menjalankan tugas. Adapun yang menjadi dasar - dasar hukum pelaksanaan disiplin gereja adalah Anggaran Dasar Rumah Tangga, Keputusan Sinode, Keputusan Pengurus Pusat Gereja masing - masing. 


Dasar hukum pelaksanaan disiplin gereja tersebut, diharapkan memberikan dukungan atau dorongan agar pelayan TUHAN dalam setiap gereja bisa melaksanakan tugas dengan sebaik - baiknya, namun dasar hukum ini dirasa masih kurang tanpa didukung oleh sikap dan mental dari para pelayan gereja itu sendiri.


Integritas berasal dari bahasa Latin “integrare” yang artinya “menjadi utuh” dan diadopsi ke dalam bahasa Inggris sebagai “integrity”istilah Alkitab disebut “kudus”. Jadi integritas adalah tentang suatu kesatuan yang utuh. Pelayan yang berintegritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan, bagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pelayan, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya dalam hidupnya baik dalam mimbar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Integritas merupakan tulang punggung dari seorang pelayan Kristen. Dengan kata lain bahwa integritas juga merupakan tiang utama berbagai macam jenis pelayanan kerohanian, bahkan juga di bidang seluler.


Kepribadian manusia yang memiliki karakter yang baik (integritas) adalah merupakan kekuatan dalam meraih sesuatu guna tercapainya persamaan antara pembicaraan dan yang dikerjakan, antara rencana dan hasil minimal harus memiliki karakteristik seperti di bawah ini, antara lain :


Tidak ikut serta dalam gosip atau kumpulan pencemooh

Tidak mencelakai orang lain.

Berbicara menentang kesalahan

Menghargai orang lain yang hidup dalam kebenaran

Menepati kata-kata mereka yang sudah terlanjur diucapkan

Tidak ingin mendapatkan keuntungan dari kerugian orang lain

Kuat dan mantap.


Integritas Paulus mendorongnya mengambil sikap terhadap Petrus, rekan pelayannya, di depan beberapa “orang percaya Yahudi dan Kafir. Paulus mengkritik kemunafikan Petrus dan menuntut supaya semua pemimpin Kristen tetap konsisten, pemberitaan Injil yang ada bersama mereka. “Tetapi waktu kulihat kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua : “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?” (Galatia 2:14). 


Ada tiga ciri integritas yang sangat penting, yaitu : 


Ketulusan : Motivasi Yang Murni 


Konsistensi : Menjalani Kehidupan Sebagai Suatu Keseluruhan


 Keandalan : Mencerminkan Kesetiaan Allah. 


Melayani TUHAN adalah anugerah terindah bagi siapapun yang mau dipilih dan dipakai TUHAN sebagai suatu kesempatan untuk melayani TUHAN.

Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah Anda melayani TUHAN dengan segenap hati dengan konsisten dan komitmen yang kuat? Karena tidak sedikit orang yang melayani TUHAN dengan motivasi ingin diberkati dan menjadi kaya. Ada juga yang radikal kepada TUHAN hanya karena ingin selalu bebas masalah, hidupnya aman dan nyaman, enteng jodoh, dan lain sebagainya. Namun, jika hari ini tenyata TUHAN belum memberikan berkat atau kekayaan seperti yang kita harapkan padahal kita sudah setia melayani Dia, apa yang akan kita lakukan? Kalau kita memiliki motivasi yang salah, dengan mudah kita akan berpaling dari TUHAN dan lebih memilih mencari kekayaan atau kenyamanan hidup melalui cara duniawi. 
Banyak orang ingin menjadi pengikut TUHAN Yesus dengan motivasi yang berbeda - beda, ada yang motivasinya ingin diberkati secara materi, ingin dianggap rohani atau agar dipandang setia memeluk agama yang sudah lama dianut dan lain sebagainya. 
Namun TUHAN menginginkan kita yang mengikuti Dia harus dengan motivasi yang benar, yaitu memikul salib kita masing - masing dan mengikuti perintah TUHAN. 
Memang tidak salah bila setiap pelayan TUHAN menginginkan hidupnya selalu diberkati TUHAN, pekerjaan baik, keluarga harmonis, keuangan melimpah dan kesehatan kita selalu baik - baik saja, namun satu hal yang perlu ditanamkan di dalam hati yang mau meneladani karakter Kristus dengan melakukan semua perintah TUHAN, Amin.


Dalam Yohanes 6 diceritakan bahwa TUHAN Yesus memberi makan ribuan orang, tetapi ternyata cara pikir mereka akan mukjizat itu berbeda. Mereka tidak melihat kasih-Nya, tetapi hanya melihat betapa enaknya ikut TUHAN karena setiap hari TUHAN akan memberi makan roti melalui mukjizat-Nya. Sama seperti yang dialami nenek moyangnya di padang gurun selama 40 tahun.Yesus dengan tegas menegur mereka karena mengikut Dia hanya karena mengharapkan berkat dan makanan duniawi. Mendapat teguran ini, banyak sekali di antara mereka mundur karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

TUHAN tidak pernah berjanji saat kita setia mengikut Dia, kekayaan, umur panjang, bebas masalah dan damai sejahtera akan kita terima begitu saja. Kenyataan berbicara bahwa hampir semua rasul mati secara mengenaskan di tangan orang-orang yang belum percaya. Banyak orang Kristen yang tulus dan setia mengikut TUHAN saat ini masih mendapat diskriminasi hukum dan hidup dalam kemiskinan. TUHAN hanya berkata dalam Matius 19:29 bahwa Dia akan membalas seratus kali lipat apa yang kita korbankan untuk Dia dan memperoleh hidup yang kekal. Berkat, kekayaan, umur panjang itu hanyalah bonus dari TUHAN. Jangan kita khawatir akan hidup berkekurangan karena TUHAN akan mencukupkan semuanya. Kalau kita memang ingin kaya, bekerjalah dengan tekun dan jujur, kekayaan itu akan datang dengan sendirinya. 
Milikilah motivasi yang benar saat mengikut TUHAN. 


Belum ada Komentar untuk "Konsisten Dan Komitmen Melayani Tuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel