Permulaan Dosa Dengan Segala Akibatnya

kristenpunya




Dosa sudah ada di alam semesta sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Ini terbukti dari hadirnya penggoda itu di Taman Eden dengan kata-kata godaannya. Tapi Alkitab tidak memberikan keterangan tentang kejatuhan Iblis dan malaikat-malaikatnye ke dalam dosa, kecuali asal mula dosa dalam kaitannya dengan manusia. 

Kejadian 3 menceritakan jalannya peristiwa pencobaan, dan 1 Timotius 2:14 mengulas pencobaan itu (baca juga Yakobus 1:13-14). Serangan Iblis ditujukan terhadap keutuhan dan kebenaran Allah), baca juga Kejadian 3:4. Dan silat katanya yang meyakinkan Hawa ialah bahwa Hawa bersama suaminya akan menjadi sama seperti Allah, yakni akan mengenal yang baik dan yang jahat (baca Kejadian 35). Kepada keinginan durhaka inilah perhatian Hawa dipusatkan, dan secara khusus dalam tanggapannya terungkap bisikan, "Pohon itu menarik hati karena memberi pengertian', yang justru awal menuju aib dan kemurtadan dalam hati dan pikiran Hawa. Reaksi Hawa menunjukkan bahwa Iblis berhasil menjerat kepercayaan Hawa, dan bahwa Hawa membenarkan dakwaan Iblis terhadap kebenaran Allah. Reaksi itu juga menunjukkan bahwa Hawa ingin menjadi sama seperti Allah yang tahu apa yang baik dan tahu apa yang jahat. 

Jenis keinginan atau hawa nafsu itulah yang disorot untuk melacak asal mula dosa. Hawa memberikan tempat kepada Iblis yang hanya boleh diduduki Allah saja. Hawa menyetujui serangan Iblis yang bersifat paling menghujat atas kedaulatan Allah. Hawa menginginkan bagi dirinya hak hak khusus Allah. Dalam kesediaannya berbincang bincang dengan penggoda, dalam ketiadaan niatnya menolak atau melawan saran-saran penggodanya, dan dalam persetujuan yang secara diam diam terletak tahapan langkah - langkahnya yang ingin mendahului tindakannya untuk melanggar perintah TUHAN Allah tanpa menyadari bahwa dirinya sudah berada dalam jebakan iblis.



Akibat-akibat dosa 


Dosa Adam dan Hawa bukanlah peristiwa yg berdiri sendiri tanpa kaitan, segala akibat-akibatnya terhadap mereka, terhadap keturunannya dan terhadap dunia segera kelihatan sesaat setelah mereka melakukan pelanggaran perintah TUHAN Allah. 

a. Sikap manusia terhadap Allah 


Perubahan sikap Adam dan Hawa terhadap Allah menunjukkan pemberontakan yang terjadi dalam hati mereka. 'Bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman' (Kejadian 3:8), dan 'ditutupilah dirinya dengan cawat' (Kejadian 3:7). Padahal manusia diciptakan untuk hidup di hadapan Allah dan dalam persekutuan dengan Dia. Tapi sekarang setelah mereka jatuh ke dalam dosa mereka gentar berjumpa dengan Allah (bandingkan Yohanes 3:20). Rasa malu dan ketakutan yang sekarang merajai hati mereka (baca juga Kejadian 2:25, Kejadian 3:7 dan 10) menunjukkan bahwa perpecahan sudah terjadi. 

b. Sikap Allah terhadap manusia 


Perubahan tidak hanya terjadi pada sikap manusia terhadap Allah, tapi juga pada sikap Allah terhadap manusia. Hajaran, hukuman, kutukan dan pengusiran dari Taman Eden, semuanya ini menandakan perubahan itu. Dosa timbul pada satu pihak, tapi akibat-akibatnya melibatkan mereka dan keturunan - keturunannya. Dosa menimbulkan amarah dan kegusaran Allah, dan memang harus demikian sebab dosa bertentangan mutlak dengan hakikat Allah. Mustahil Allah masa bodoh terhadap dosa, karena mustahil pula Allah menyangkali diriNya sendiri.

c. Akibar-akibatnya terhadap umat manusia 


Sejarah umat manusia berikutnya melengkapi daftar kejahatan (Kejadian 4:8, 19, 23, 24, Kejadian 6:2, 3, 5). Dan timbunan kejahatan yang merajalela itu mencapai kesudahannya dalam pemusnahan umat manusia, kecuali 8 orang yang adalah nabi Nuh dan keluarganya(Kejadian 6:7,13, Kejadian 7:21-24), Kejatuhan manusia ke dalam dosa berakibat tetap dan menyeluruh, tidak hanya menimpa Adam dan Hawa, tapi juga menimpa segenap keturunan mereka, dalam ihwal dosa dan kejahatan terkandung solidaritas insani, yakni sama-sama langsung ikut dalam perbuatan dosa dengan segala akibatnya.


d. Akibat-akibatnya terhadap alam semesta 


Akibat-akibat dari kejatuhan ke dalam dosa meluas sampai ke alam semesta. 'Terkutuklah tanah ini karena engkau' (Kejadian 3:17, baca juga Roma 8:20). Manusia adalah mahkota dari seluruh ciptaan, dijadikan menurut gambar Allah, dan karena itu merupakan wakil Allah (Kejadian 1:26). Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa mendatangkan bencana laknat atas alam semesta, yang tadinya atasnya manusia telah dikaruniai kuasa. 
Dosa adalah peristiwa dalam kawasan rohani manusia, tapi akibatnya menimpa seluruh alam semesta. 

e. Munculnya maut 


Maut adalah rangkuman dari hukuman atas dosa. Inilah peringatan yang berkaitan dengan larangan di Taman Eden (Kejadian 2:17), dan merupakan pengejawantahan atau penjelmaan langsung kutuk ilahi atas orang berdosa (Kejadian 3:19). Maut sebagai gejala alamiah, ialah porandanya unsur-unsur kedirian manusia yang pada aslinya adalah utuh dan sejalin. Keporandaan ini melukiskan hakikat maut, yaitu keterpisahan, dan hal ini terungkap sejelas-jelasnya dalam terpisahnya manusia dari Allah, yang nyata pada pengusiran manusia dari Taman Eden. Oleh karena dosa, manusia gentar menghadapi kematian (Lukas 12:5, Ibrani 2:15). 

Tanggung jawab Atas Dosa


Karena dosa adalah sikap menentang Allah, maka Allah tak dapat membiarkan dosa tersebut, Allah bertindak melawannya. Dan tindakan-Nya yang khas adalah murka-Nya. Alkitab berulang kali menyebut murka Allah mendorong kita memperhitungkan kenyataan dan arti murka-Nya itu. Kitab Perjanjian Lama menggunakan beberapa istilah untuk murka. Istilah dalam bahasa Ibrani yang paling sering digunakan adalah 'af dalam arti marah, dan kharon 'af untuk mengungkapkan kehebatan murka Allah (baca juga beberapa  surat kitab berikut ini, seperti dalam surat Keluaran 4:14, Keluaran 32:12, Bilangan 11:10, Bilangan 22:22, Yosua 7:15, Ayub 42:7, Mazmur 21:9, Yesaya 10:5, Nahum 1:6, Zefanya 2:2). Kata murka juga berulang-ulang digunakan (bandingkan dengan Ulangan 29:23, Mazmur 6:2, Mazmur 79:6, Mazmur 90:7, Yeremia 7:20, Nahum 1:2),  (baca juga Mazmur 78:49, Yesaya 9:19, Yesaya 10:6,  Yehezkiel 7:19, Hosea 5:10) dan gersef atau kepanasan murka Allah(baca di kitab Ulangan 29:28, Mazmur 38:1, Yeremia 32:37, Yeremia 50:13, Zakharia 1:2) cukup sering dipakai dan perlu disebut, demikian juga za'am yang melahirkan perasaan geram(baca di surat Mazmur 38:4, Mazmur 69: 25, Mazmur 78:50, Yesaya 10:5, Yehezkiel 22:31, Nahum 1:6). 

Dari ayat - ayat Alkitab  tadi jelas kelihatan bahwa dalam kitab Perjanjian Lama banyak ayat yang menulis mengenai murka Allah. Sering beberapa istilah sama-sama tampil dalam satu ayat untuk menguatkan dan meneguhkan pikiran yang dilukiskannya. Istilah-istilah itu sendiri mengandung kehebatan pada dirinya dan dalam susunan kalimat di mana kata-kata itu dipakai, untuk mengungkapkan ketidaksenangan yang membara dalam rasa murka yang menyala-nyala. 

Istilah-istilah Yunaninya ialah orge dan thymos. Yang pertama kerap kali bertalian dengan murka Allah dalam Perjanjian Baru (Yohanes 3:36, Roma 1:18, Roma 2:5,8, Roma 3:5, Roma 5:9, Roma:22, Efesus 2:3, Efesus 5:6, 1 Tesalonika 1:10, Ibrani 3:11, Wahyu 6:17) dan yang terakhir agak jarang (baca juga Roma 2:8,  Wahyu 14:10, 19, Wahyu 16:1,19, Wahyu 19:15). 

Karena itu murka Allah adalah suatu kenyataan yang sungguh, dan bahasa serta ajaran Alkitab mengukirkan ke dalam hati kita kesungguhan tersebut yang menjadi ciri khasnya. Ada tiga hal pokok yang perlu diketahui. Pertama, murka Allah janganlah diartikan dalam bentuk dan sifat kemarahan yang kalap tidak menentu, seperti lazimnya kemarahan manusia. Murka Allah adalah rasa tidak senang atas dasar pertimbangan yang benar-benar matang dan tegas yang dituntut oleh kekudusan TUHAN Allah.

Kendati dosa adalah ihwal yang sangat menyedihkan, namun Alkitab menawarkan pengharapan dan optimisme menghadapinya. Inti berita Alkitab adalah prakarsa besar Allah untuk mengalahkan dan mengatasi dosa, yaitu rencana Allah menyelamatkan manusia yang berpusat pada TUHAN Yesus Kristus, Anak Yang Kekal, Juruselamat manusia. Dosa dikalahkan oleh karya Kristus, kelahiran-Nya yang ajaib dan heran, hidup-Nya yang taat kepada Allah secara sempurna, khususnya kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke sorga di sebelah kanan Bapa, kerajaan-Nya atas sejarah umat manusia dan kedatangan-Nya yang kedua kali dengan penuh kemuliaan. Kuasa rampasan dosa sudah dibinasakan, kedok siasat najisnya dibuka dan dibuang, akibat-akibat buruk dari kejatuhan Adam dibungkamkan, sehingga kehormatan dan kebesaran Allah dibenarkan dan dikukuhkan, kekudusan-Nya dimantapkan, dan kemuliaan-Nya berjaya luas. Itulah amanat  agung akbar Alkitab,  "Allah dalam Kristus telah menaklukkan dosa” Dampak penaklukan itu terungkap dalam kehidupan umat Allah, yaitu orang-orang yang oleh iman kepada Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya yang tuntas sempurna, dibebaskan dari kesalahan dan hukuman dosa. Dan mereka mengalami penaklukan kuasa dosa melalui kesatuan mereka dengan Kristus. Proses pengalaman ini akan mencapai puncaknya pada zaman akhir, pada waktu Kristus dalam kemuliaan-Nya datang untuk kedua kalinya. Pada waktu itu pula umat Allah akan dikuduskan secara sempurna, dosa akan dienyahkan dari ciptaan Allah, dan sorga serta bumi baru akan terwujud di mana kebenaran diberlakukan. (Lihat Kejadian 3:15, Yesaya 52:13, Yeremia 31:31-34, Matius 1:21, Markus 2:5, Markus 10:45: Lukas 2:11, Lukas 11:12-22, Yohanes 1:29, Yohanes 3:16, Kisah Para Rasul 2:38, Kisah Para Rasul 13:38, 1 Korintus 15:3 1 Korintus 22, Efesus 1:13-14, Efesus 2:1-10, Kolose 2:11-15, Ibrani 8, Ibrani 10:25, 1 Petrus 1:18-21, 2 Petrus 3:11-13, 1 Yohanes 1:6-2:2, Wahyu 20:7-14, Wahyu 21) .

Belum ada Komentar untuk "Permulaan Dosa Dengan Segala Akibatnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel