Renungan Tentang Mengasihi Musuh

https://www.kristenpunya.com



Ayat Pembuka : Kamu telah mendengar firman : Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah mesuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlahkamu menjadi anak - anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara - saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. ( Matius 5 : 43 - 48 )


Melepaskan pengampunan sama dengan melepaskan rantai yang terikat dalam tubuh kita yang membuat kita tidak dapat bergerak leluasa dan sulit maju melangkah. Ini artinya bila kita tidak mau melepaskan pengampunan, tidak mau memaafkan orang yang bersalah maka kita akan sulit melangkah maju dan bergerak bebas. Pencapaian sesuatu yang baik akan sulit diperoleh jika belenggu yang berat terikat dalam hidup kita belum dilepaskan atau diputuskan.

Mengapa kita begitu berat mengampuni sebuah dosa yang sesama kita perbuat? Selama ini kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, namun kata TUHAN, apa bedanya kita dengan orang dunia yang tidak mengenal TUHAN! Kalau selama ini kita memberi sepiring makanan dan segelas air hanya untuk orang yang menguntungkan kita, apa bedanya kita dengan orang dunia? Mari kita belajar dari teladan Kristus bahwa kita harus bisa mengampuni seberat atau sesakit apa pun penderitaan yang orang lain timbulkan dalam hidup kita.

Kita semua tentu pernah mendengarkan dan melihat berita - berita kriminal di televisi. Dalam tindak kriminal sering dimuat berita pembunuhan di mana akhirnya si pelaku berhasil ditangkap lalu diadili. Saat diadili kita melihat keluarga korban kadang tidak terima terhadap si pelaku pembunuh atau penganiayaan. Mereka menuntut sang pembunuh atau si penganiaya dihukum seberat-beratnya, kalau perlu dihukum mati, namun yang dijatuhkan hakim kadang malah lebih ringan daripada yang dituntut jaksa sehingga korban merasa tidak menerima vonis hukuman yang sangat ringan dan bahkan mengamuk serta bersumpah akan membalas dendam kelak bila si pembunuh suatu saat dibebaskan. Kalau kita sendiri dihadapkan dalam situasi seperti di atas, tindakan apa yang akan kita ambil? Keluarga kita dianiaya dengan keji sedangkan sang pelaku tanpa rasa bersalah tetap bersikap santai tanpa merasa berdosa di persidangan. Tentu hati kita sangat panas dan ingin sekali membalas dendam. Secara daging tentu kita tidak bisa mengampuni orang yang menganiaya keluarga yang kita cintai. Saat kita kembali ke firman TUHAN yang di atas kita akan menemui TUHAN berkata lain tentang musuh kita. TUHAN dengan jelas berkata: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Memang sungguh sangat sulit, tidak gampang mengasihi orang yang telah melukai kita bahkan berdoa untuk mereka. Sepertinya sangat mustahil, tetapi TUHAN memberikan teladan melalui diri-Nya bahwa kita pasti bisa. 

Tidak ada penderitaan yang bisa menyamai penderitaan Yesus saat di salib. Dia yang suci dan penuh kasih, harus menerima penghianatan dari murid-Nya sendiri, Dia dihakimi untuk kesalahan yang tidak pernah Dia perbuat. Dia dipukuli dan diludahi oleh orang-orang yang dulu diberkati-Nya. Dia disiksa sampai badan-Nya hancur agar kita manusia berdosa layak diampuni. Saat tergantung di kayu salib, Dia berhak mengutuk manusia untuk segala kejahatan yang mereka perbuat kepada-Nya. tetapi Dia tetap memberkati dan mengampuni ( Lukas 23 : 34 ). Seberapapun dalamnya sakit hati kita akibat penganiayaan yang dilakukan orang lain kepada kita, mari belajar mengampuni seperti Yesus, Dia yang suci dari dosa bisa mengampuni kita, mengapa kita yang berdosa tidak mau mengampuni sesama yang berbuat jahat kepada kita?

Mari kita mencoba meneladani karakter TUHAN Yesus, kembali kepada dasar pengajaran TUHAN Yesus bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan keluarga kita dengan tulus hati.

Memaafkan terkadang mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan, mudah diajarkan namun sulit dipraktekkan dan sangat sulit dituntaskan di hati kita. Kadang kita mau memaafkan orang lain karena terpaksa dan mendapat tekanan dari berbagai pihak seperti keluarga dekat misalnya, tetapi hati kita belum sepenuhnya mengampuni atau memaafkan. Biasanya hal ini terjadi saat kita menjadi pihak yang dirugikan.

Dalam hati berkata: enak saja minta maaf! emangnya kerugian bisa diganti dengan kata maaf? Atau bahkan mungkin itulah yang kita ucapkan kepada orang yang di sekitar kita saat orang lain meminta maaf karena satu kesalahan yang mungkin saja tidak sengaja ia perbuat. Postingan renungan Kristen Punya ini mengajak dan menantang kita agar bisa mengampuni orang lain tanpa syarat sebagaimana Kristus sudah terlebih dahulu mengampuni kita. TUHAN tidak menuntut kita harus menyukakan hati-Nya terlebih dahulu baru mau mengampuni kita, tetapi Dia rela mati dan mengampuni kita saat kita tidak pantas untuk diampuni. TUHAN mau mengampuni kesalahan manusia yang begitu besar dan tidak bisa kita bayar tapi mengapa kita tidak mau mengampuni dosa atau kesalahan sesama kita yang mungkin bukan suatu kesalahan besar? TUHAN mengajarkan kita kita agar bisa saling mengampuni itu semua demi kebaikan kita, demi keselamatan kita. Memaafkan adalah sesuatu yang harus kita berikan dengan tulus, sesakit apapun hati kita karena ucapan atau perbuatan sesama kita, tapi kalau kita mau memaafkan atau mengampuni maka percayalah TUHAN juga akan mengampuni dosa dan kesalahan kita juga.

Bulan lalu semua umat Kristen baru saja merayakan hari Paskah, mengingatkan kita bagaimana hinaan yang diterima TUHAN Yesus pada saat hendak disalibkan di kayu salib. Dalam Markus 14:65 dikatakan bahwa beberapa orang meludahi Dia dan menutupi MukaNya dan meninjuNya sambil berkata kepadaNya: ' Hai nabi, cobalah terka', malah para pengawalpun memukul Dia.

Pernahkah Anda diludahi oleh seseorang?Jika ya, bagaimana perasaan Anda? Semoga saja Anda tidak pernah mengalaminya karena Anda akan merasa sangat terhina. Saya pribadi pernah mengalami hal itu di tengah jalan. Saat pulang kerja saya biasa mengendarai motor. Sewaktu berjalan mendadak ada seorang anak muda dari beberapa orang yang ada di bak mobil pick up di bak belakang mobil entah sengaja atau tidak  meludah dengan sembarangan, mengenai baju saya yang sedang naik mengendarai sepeda motor saya. Walau kejadian itu hanya beberapa detik dan sudah berlalu 12 tahun silam, saya masih bisa mengingat dengan sangat jelas wajah orang yang meludahi saya itu. Perasaan saya sangat terhina jika mengingat masa lalu tersebut. Namun, saya bersyukur karena sudah menerima Yesus dan bisa mengampuninya. 

Tidak ada seorangpun yang rela mukanya diludahi, apalagi jika ia tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi inilah yang harus dialami Yesus. Tidak hanya sekadar diludahi, TUHAN Yesus harus rela dipukul, ditinju bahkan jika membaca Markus 14-15, kita bisa melihat segala macam penderitaan harus rela Dia tanggung agar kita bisa layak disebut anak Allah. TUHAN tidak membalas penghinaan itu, tetapi hanya diam, padahal Dia memiliki lebih dari dua belas pasukan malaikat (Matius 26:53) yang bisa membinasakan dunia ini dalam sekejap. Bagaimana perasaan TUHAN saat diludahi? Sebagai TUHAN dan manusia, tentu secara daging TUHAN sangat terhina, tetapi Dia tidak membalas karena mengasihi kita semua, bahkan sampai hari ini. 

Setiap tahun kita merayakan Paskah, tetapi sudahkah kita merayakan Paskah dengan penuh ucapan terima kasih? Kita bisa merayakan Paskah karena TUHAN rela menanggung segala penderitaan sampai mati. Jadikan momen Paskah tahun ini agar kita bisa mengampuni siapapun dengan segala kesalahan dan kekurangan orang lain yang sudah menyakiti kita karena TUHAN sudah terlebih dahulu mengampuni Anda dan saya saat kita tidak layak untuk diampuni. 

Mari mengampuni seperti TUHAN mengampuni. 

Belum ada Komentar untuk "Renungan Tentang Mengasihi Musuh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel