Nubuat Dan Wahyu Para Nabi

https://www.kristenpunya.com




Nubuat Dalam Alkitab 

Orang pertama yang disebut nabi oleh Alkitab (bahasa Ibrani : navi) adalah Abraham (Kejadian 20:7) baca juga kitab Mazmur 105:15, namun kitab nubuat Perjanjian Lama menerima bentuk normatifnya ada dalam hidup dan pribadi nabi Musa, yang merupakan tolok ukur bagi nabi - nabi selanjutnya (Ulangan 18:15-19, Ulangan 34:10). Ciri -  ciri nabi TUHAN yang sebenarnya dalam urutan nabi - nabi Perjanjian Lama, pertama-tama ditemukan pada Musa meskipun nenek moyang Musa dan bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak dan Yakub termasuk pada golongan nabi. 
Kelebihan nabi Musa dengan nabi - nabi sebelumnya adalah karena Musa menerima panggilan khusus dan bersifat pribadi dari Allah. Prakarsa wahyu nubuat menjadikan seorang nabi berada pada Allah (Keluaran 3:1-4:17, bandingkan dengan kitab Yesaya 6, kitab Yeremia 1:4-19, kitab Yehezkiel 1-3, kitab Hosea 1:25, kitab Amos 7:14-15, kitab Yunus 1:1). Semua nubuatan para nabi tersebut memiliki tujuan dan dampak utama panggilan untuk menghadirkan orang yang bersangkutan berada dalam pewahyuan dan mengalami Hadirat Allah, seperti yang diperlihatkan oleh ayat - ayat acuan yang telah disebut di atas. Inilah rahasia atau pembicaraan TUHAN (1 Raja- raja 22:19 dan ayat selanjutnya, surat Yeremia 23:22 dan surat Amos 3:7). Nabi berdiri di hadapan manusia, sebagai orang yang telah dibina untuk melayani, menerima pewahyuan sekaligus mengalami  hadirat Allah (1 Raja - raja17:1 dan 1 Raja-raja 18:15). 

Lagi pula kesadaran kenabian akan makna sejarah berasal dari Musa. Ketika Yesaya mengemukakan polemiknya yang tajam menentang penyembahan berhala, salah satu pendiriannya yang paling teguh ialah, bahwa hanya TUHAN satu-satunya pemberi kesanggupan bernubuat, dan bahwa berhala-berhala tidak dapat berbut apa - apa. Sejarah menjadi pernyataan karena kepada keadaan historis itu ditambahkan seorang yg sebelumnya telah dipersiapkan untuk mengatakan maksud keadaan itu. Dalam kitab Keluaran TUHAN menyuruh dan mengutus Musa ke Mesir setelah memberinya suatu kecakapan untuk menafsirkan kejadian -  kejadian besar yang segera akan terjadi pada zaman itu. Nabi Musa tidak dibiarkan bergumul sendirian untuk menemukan arti kejadian - kejadian selama kejadian - kejadian itu sedang berlangsung atau bahkan sesudahnya, sebelum suatu kejadian terjadi ia telah diberi tahu keadaannya dan artinya oleh Allah yang berbicara kepada dia. Demikianlah keadaan semua nabi di di antara bangsa - bangsa kuno hanya bangsa Israel-lah yang mempunyai kesadaran yang benar perihal sejarah. Kesadaran itu mereka peroleh dari para nabi, dan di bawah pimpinan TUHAN.




Dalam kisah nabi Musa juga ditemukan kombinasi pemberitaan dan nubuat yang terdapat pada semua nabi. Ini mencolok terperinci sebagai satu corak kenabian pada umumnya. Di sini kita hanya mencatat bahwa Musa juga menetapkan norma, yaitu bahwa bila seorang nabi membicarakan kejadian secara terkini, dalam pembicaraannya itu sang nabi juga sering membicarakan kejadian akan datang juga. Pemberitaan dan nubuat inilah yang membedakan nabi yang benar dengan nabi palsu yang hanya meramal saja. Bahkan waktu nabi Musa mengucapkan nubuat besarnya tentang Nabi yang akan datang (Ulangan 18:15) ia membicarakan soal - soal yang sangat pelik dan mendesak tentang hubungan umat Allah dengan praktik dan daya tarik ibadah - ibadah orang - orang kafir. 

Dua ciri lain dari generasi nabi-nabi sesudah Musa juga ditemukan pada diri Musa. Banyak nabi memakai lambang dalam mengemukakan amanat mereka misalnya dalam kitab Yeremia 19:1 dan ayat selanjutnya serta kitab Yehezkiel 4:1 dan ayat selanjutnya. Nabi Musa mengangkat tangannya ke atas (Keluaran 17:8 dan ayat selanjutnya) dan demikian juga patung ular tedung (Bilangan 21:8). Dan akhirnya segi syafaat tugas kenabian juga nampak pada Musa. Ia adalah wakil bangsa di hadapan Allah(Keluaran 18:19 dan kitab Bilangan 27:5) teristimewa pada satu peristiwa yang secara harfiah menyatakan bahwa Musa sebagai pendoa, tegar menangkis semua serangan (Keluaran 32:30,  Ulangan 9:18, bandingkan dengan kitab 1 Raja- raja 13:6, 2 Raja-raja 19:4, Yeremia 7:16, Yeremia 11:14, Yeremia 14:4). 




Bagaimana nabi menerima amanat dari TUHAN untuk disampaikan kepada sesamanya manusia? Mungkin pertanyaan seperti ini timbul di dalam hati kita. Pernyataan tentang kesadaran yang langsung dan berpribadi yang merupakan pengalaman dasar semua nabi. Dan ini pertama kali dinyatakan pada Keluaran 1:1, 2 ( 4:15, 16 ). Allah sendiri yang mengucapkan firman itu yang disampaikan-Nya kepada nabi, dan melalui nabi kepada umatnya. Pengalaman yang sama seperti itulah yang dialami oleh Yeremia ketika tangan Allah menjamah mulutnya (Yeremia 1:9), dan bagian ini memberi tahu kita ihwal nubuat sebanyak yang diperbolehkan kita ketahui: bahwa dalam hubungan persekutuan pribadi yang diadakan oleh Allah, nabi menerima amanat ilahi yang berbentuk verbal. Di kemudian hari Yeremia mengungkapkan pengalaman itu sebagai 'hadir dalam dewan musyawarah TUHAN( Yeremia 23:22 ), dengan mana sang nabi dikatakan mendorong umat mendengar firman Allah.

Mimpi dan penglihatan juga mendapat tempat dalam pengilhaman nabi. Yeremia 23:28 dianggap mengajarkan bahwa mimpi tidak dapat dipandang sebagai media menerima firman TUHAN. Sementara di dalam kitab Bilangan 12:6, 7 dan 1 Samuel 28:6, 15, yang mengajarkan bahwa mimpi juga berlaku sebagai alat suatu nubuat nabi, kita lihat bahwa Yeremia 23:28 harus dimengerti sebagai mimpi bukan sebuah khayalan sendiri. Sungguh, Yeremia sendiri nampak menerima firman TUHAN melalui mimpi ( Yeremia 31:26 ). Ada orang bertanya, nubuat apa yang disampaikan oleh Zakaria ? Pengalaman berupa penglihatan paling baik ditunjukkan dalam nabi Zakharia, tapi sama dengan mimpi, hal ini tidak juga menambah apa - apa kepada pengetahuan atau ketidaktahuan, tentang mekanisme pengilhaman.

Nabi Zakharia yang disebut bersama Hagai dalam Ezra 5:1 dan Ezra 6:14, dan yang nubuat-nubuatnya terdapat dalam Kitab yang menyandang namanya. Karena kedua nabi ini sangat bergairah ingin membangun kembali Bait Suci dalam tahun 520 Sebelum Masehi, maka diperlukan penjelasan perihal kebungkaman mereka selama tahun 536 sampai tahun 520 Sebelum Masehi, ketika pembangunan Bait Suci terhenti. Apakah karena mereka dalam usia kanak-kanak atau baru kembali dari pembuangan bersama orangtua mereka pada tahun 537, atau mereka baru kembali kira-kira  tahun 520, dalam hal ini mereka tentu telah menjadi kanak-kanak pada tahun 537 SM, atau gairah merekalah yang memacu mereka pada saat itu. Itu berarti Zakharia pada usia muda ketika ia mulai bernubuat, dan mungkin dialah 'orang muda yang di sana” dalam Zakharia 2:4, jadi bukan orang yang memegang tali pengukur. Sangat mungkin bahwa bagian kedua Kitabnya baik kitab nabi Hagai maupun kitab nabi Zakharia  sama - sama berasal dari masa tuanya.


 Hal yang persis sama dapat dikatakan tentang peristiwa - peristiwa di mana firman diterima melalui suatu lambang (Yeremia 18 dan Amsal 7:7 ). Pengilhaman adalah mujizat, kita tidak tahu dengan cara apa Allah membuat akal manusia tahu akan firman-Nya. 


Ini menimbulkan persoalan tentang aktivitas Roh Allah dalam pengilhaman nabi. Ada 18 bagian Alkitab yang menghubungkan pengilhaman nabi dengan aktivitas Roh. Pada kitab Bilangan 24:2 mengacu kepada Bileam, Bilangan 11:29: 1 Samuel 10:6, 10: 19:20, 23 membicarakan ekstase (keadaan di luar kesadaran diri) kenabian, anggapan umum bahwa nubuat muncul dari Roh Allah ditemukan pada 1 Raja - Raja 22:24: Yoel 2:28-29, Hosea 9:7, Nehemia 9:30: Zakharia 7:12, pernyataan langsung mengenai pengilhaman oleh Roh disebut di Mika 3:8: pengilhaman Roh atas firman nabi dinyatakan di 1 Tawarikh 12:18, 2 Tawarikh 15:1, 20:14, 24:20, Nehemia 9:20 dan Yehezkiel 11:5. Jelas bukti ini tidak merata tersebar di seluruh surat kitab Perjanjian Lama, secara khusus bahwa nabi - nabi pada masa sebelum pembuangan jarang dikemukakan. Yeremia tidak menyebut Roh Allah dalam hubungan apapun. Hal ini dipandang menunjukkan perbedaan antara 'orang firman' dan "orang Roh'. Seolah - olah nabi - nabi terdahulu ingin memisahkan diri dari kelompok pengilhaman dan dari yang disebut orang - orang yang dipenuhi oleh roh. Sebab pertama, penyamaan langsung antara kelompok terdahulu yang mengalami ekstase dengan nabi - nabi palsu yang kemudian, tidaklah mungkin, seperti ditunjukkan oleh E. Jacob, "firman mengandaikan roh, nafas hidup yang kreatif, dan bagi nabi - nabi ada begitu banyak bukti tentang hal ini, bahwa tak perlu mereka menyatakannya secara khusus".


Nabi tampil di depan masyarakat sezamannya sebagai orang yang ingin mengucapkan sesuatu. Firman Allah diungkapkan dalam bentuk kata - kata yang diucapkan. Masing - masing nabi mewarnai ucapannya dengan ciri pribadi dan pengalamannya sendiri, justru ucapan Amos dan Yeremia berbeda seperti perbedaan kepribadian kedua nabi itu. Karena itu ada kesadaran rangkap dalam kitab - kitab para nabi, di satu pihak ucapan ini adalah firman yang diberikan Allah kepada nabi, Allah memakai orang itu sebagai mulut-Nya: kata - kata yang mereka ucapkan adalah firman Allah. Di lain pihak, ucapan ini adalah kata - kata orang tertentu, diucapkan pada suatu waktu tertentu dalam keadaan tertentu. Jadi lazim apabila di antara penulis modern (umpamanya Rowley, The Servant of the Lord, 1952, halaman 126) menarik kesimpulan, bahwa firman pada taraf tertentu menjadi tidak sempurna dan dapat salah, karena menjadi ucapan orang - orang yang tidak sempurna dan yang dapat salah. Perlu diketahui bahwa pernyataan ini tidak berdasarkan kesaksian para nabi sejauh yang kita miliki dalam kitab - kitab para nabi yang ada di Alkitab. Di sini tidak akan dibahas hubungan orang - orang yang diilhami, dan hubungan antara kata - kata dan firman Allah yang mengilhami orang itu. Tapi perlu diketahui juga bahwa kitab - kitab para nabi dapat diteliti tanpa menemukan sedikitpun kesan bahwa para nabi itu berpikir firman yang mereka ucapkan bukanlah firman Allah. Sebagian besar nabi agaknya sama sekali tidak sadar akan adanya suara - suara yang lain atau yang bertentangan dengan kata - kata mereka sendiri. Mereka sangat yakin akan pentingnya kata - kata mereka, seperti biasanya terjadi hanya pada orang yang berada dalam musyawarah Allah dan menerima di sana apa yang mereka harus katakan di bumi. 


Terkadang nabi mengemukakan firman yang disampaikan dalam bentuk perumpamaan atau alegori ( contohnya pada Yeremia 8:4-7: 2 Samuel 12:1-7, dan khususnya Yehezhiel 16 dan 23 ), tapi amanat mereka yang paling dramatis ialah perantaraan 'firman yang dipentaskan”. Berpikir bahwa firman yang dipentaskan itu suatu 'alat peraga”, pasti kita takkan mengerti tabiat dan fungsinya. Memang, itu adalah alat peraga, tapi dalam hubungannya dengan pengertian orang Ibrani tentang kemanjuran firman. Pementasan itu berfungsi untuk membuat firman itu menjadi lebih efektif. Ini nampak paling baik dalam percakapan antara raja Yoas dan Elisa yang akan mati itu (2 Raja - Raja 13:14 ). Pada ayat 17 anak panah kemenangan dari TUHAN dipanahkan ke Aram. Sang nabi telah mengantar raja ke dalam suasana perbuatan simbolis. Sekarang ia minta sampai di mana raja mempunyai iman untuk memegang teguh firman yang berisi janji tersebut, raja memukul tanah tiga kali, dan sampai tiga kali saja firman Allah yang berdaya guna itu akan bekerja dan tidak kembali hampa. 


Di sini kelihatan mencolok hubungan yang sebenarnya antara lambang dengan firman, dan antara keduanya dengan terjadi suatu kejadian - kejadian. Firman yang dijelmakan dalam lambang sangatlah efektif, tidak dapat gagal untuk dilaksanakan, dan akan benar - benar memenuhi apa yang diumumkan oleh lambangnya. 


Demikianlah Yesaya berjalan - jalan tanpa busana dan kasut ( Yesaya 20 ), Yeremia memecahkan buli - buli di tempat pemecahan tembikar ( Yeremia 19 ). Ahia merobek jubah barunya menjadi 12 potong dan memberikan 10 potong kepada Yerobeam (1 Raja - Raja 11:30 ). Yehezkiel mengepung satu kota model ( Yehezkiel 4:1-3 ), menggali tembok rumah ( Yehezkiel 12:1 ), tidak berkabung atas kematian istrinya ( Yehezkiel 24:15 ). Perlu membedakan dengan tajam pementasan firman oleh para nabi Israel dari ilmu sihir dalam pemujaan bangsa Kanaan. Yang terakhir adalah gerakan dari manusia menuju kepada Allah, suatu perbuatan tertentu oleh manusia dengan maksud memaksa Baal, atau illah apa saja yang lain yang termasuk dalam bentuk penyembahan berhala, supaya berbuat sesuai dengan itu. Firman Allah yang disajikan adalah gerak dari Allah tertuju kepada manusia: firman Allah, perbuatan yang telah ditetapkan Allah, diumumkan dan dikembangkan di bumi. Dalam hal ini, seperti dalam tiap segi yang lain dari agama yang ada dalam Alkitab, prakarsa hanya ada pada Allah. 

Kitab nabi-nabi itu berisi hanya suatu pemilihan dan ucapan-ucapan nabi itu, tapi siapa yang memilih, memeriksa dan menyusun? Umpamanya, hunjukan - hunjukan ke Yehuda dalam Kitab Hosea barangkali benar jika dipandang sebagai hasil kerja seseorang pada saat setelah Samaria jatuh, pada saat ucapan nabi itu dibawa ke selatan. Tapi siapa yang mengerjakannya? Siapa yamg menyusunnya? Atau, dalam kerangka yang lebih besar, 

Dalam Kitab-kitab itu sendiri terdapat tiga petunjuk mengacu kepada penyusunan tertulisnya. Pertama nabi itu sendiri paling sedikit menulis beberapa dari pihak yang diucapkan (umpamanya Yesaya 30:8: Yeremia 29:1 , bandingkan dengan Yeremia 29:25, kedua, bahwa sebuah pernyataan yang panjang tentang nubuat-nubuatnya sejauh itu disusun oleh Yeremia dengan pertolongan seorang juru tulis (Yeremia 36), dan bahwa pera untuk melakukan itu diberikan dan diterima tanpa tanda apa pun adalah luar biasa, dan ketiga, bahwa nabi kadang-kadang berhubungan dengan suatu kelompok, barangkali terdiri dari murid-murid yang menerima ajaran guru atau nabi, dan mungkin menjadi tempat penyimpanan  firman - firman yang telah diterima oleh guru tadi. Kelompok seperti itu disebut sebagai 'murid-muridku' pada Yesaya ada potongan-potongan bukti yang kecil-kecil ini memberi kesan bahwa nabi sendiri ada di belakang laporan kata-kata yang baik dengan tindakan pribadi, atau dengan mendikte, dengan mengajar. Mungkin sekali bahwa firman yang ditering Yesaya mendapat bentuknya yang sekarang sebagai Sebuah kitab yang berisi instruksi bagi murid-murid nabi. 


Sebutan "golongan nabi” atau 'rombongan nabi' dipakai untuk menunjuk kepada murid-murid nabi itu. Sebenarnya sebutan itu didapatkan pada zaman Elia dan Elisa, sekalipun Amos 7:14 menunjukkan bahwa sebutan itu hidup lagi sebagai istilah teknis, lama setelah zaman mereka. Dari 2 Raj 23:5 dapat disimpulkan, bahwa ada kelompok-kelompok, yang menetap di sana-sini di seluruh negeri itu di bawah pengawasan seorang nabi yang 'resmi'. Elia, dalam usahanya menghindari Elisa dari ketegangan perpisahan, nampak mengadakan perjalanan rutin kepada kelompok-kelompok itu. Eli selanjutnya mengawasi kelompok-kelompok nabi (2 Raja - Raja 4:38, 6:1 ) dan memanfaatkan pelayanan mereka . Jelas bahwa anggota kelompok-kelompok ini ialah orang-orang dengan karunia kenabian (2 Raja - Raja 2:3, 5), tapi tidak dapat dikatakan apakah mereka menggabungkan diri kepada kelompok itu karena panggilan ilahi atau karena terpikat kepada nabi dengan segala ajarannya, atau karena dipanggil olehnya. 


Jika melihat pada surat Amos 7:14 suatu cercaan atas kelompok-kelompok nabi, seolah-olah Amos dengan marah membedakan dirinya dari mereka. Amos tak mungkin menyangkal kedudukan kenabian atas dirinya sendiri, karena segera menuntut bahwa TUHAN memerintahkan kepadanyi supaya 'bernubuat? (Ibrani hinnave ', memainkan peranan seorang nabi'). Karena itu kita boleh menganggap kata-kata itu sebagai pertanyaan retoris yang marah-marah 'Bukankah aku seorang nabi, dan seorang dari kelompk nabi? Sungguh, dahulu aku seorang peternak ... tapi TUHAN mengambil aku', atau, yang lebih baik: "Dahulu aku bukan nabi ... aku seorang peternak ... tapi TUHAN mengambil Amos dan tidak melancarkan tuduhan terhadap rombongan nabi-nabi sebagai hanya mencari uang saja, tapi ia menunjukkan kewibawaan suatu panggilan rohani terhadap orang yang mengkritik yang tidak punya kedudukan resmi dan otoritas penting. 

Bagaimanapun, sangat mungkin bahwa oleh orang - orang seperti itulah, yang dikelompokkan di sekitar nabi yang besar, firman Allah yang diterimanya dari Allah dirawat dan disebarkan kepada kita.



Belum ada Komentar untuk "Nubuat Dan Wahyu Para Nabi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel