Pengorbanan Diri Kepada Tuhan

https://www.kristenpunya.com



Apa itu pengorbanan? Pengertian pengorbanan adalah menghambakan diri tanpa adanya unsur paksaan dan tanpa mengharapkan upah atau imbalan jasa yang telah dikerjakan.
Membahas pengorbanan diri kepada TUHAN sama dengan membahas pelayanan seseorang kepada TUHAN. 
Tidak sedikit orang yang mau menjadi hamba TUHAN yang mau sungguh - sungguh melayani TUHAN, namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana melayani dengan sikap yang benar?

Kita kembali dulu kepada pengertian sederhana mengenai kata hamba. Kata hamba dalam bahasa aslinya adalah 'doulos' yang artinya " budak ", yaitu orang yang mengabdikan dirinya kepada orang lain dengan jalan mengesampingkan atau bahkan mengabaikan kepentingan diri sendiri dan keluarga.

Semestinya sebagai orang Kristen punya kewajiban untuk mengabdi kepada TUHAN Allah yang tidak dapat dilihat langsung dengan kasat mata. Dasar pengabdian seluruh umat Kristen di dunia adalah iman, kasih dan pengharapan kepada TUHAN Yesus. TUHAN Yesus datang ke bumi dengan cara mengambil rupa seorang hamba, TUHAN Yesus telah membuat pernyataan dalam 

Matius 20:28

"sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."


Orang Kristen punya kewajiban untuk mengikuti teladan hidup Yesus yang adalah guru sejati untuk saling melayani satu sama lain. Perwujudan iman kristiani adalah pelayanan. Dengan dasar inilah maka iman orang Kristen tidak akan dijadikan alasan untuk merasa diri lebih baik dari pada orang lain. Iman Kristen yang kita miliki tentu saja merupakan kasih karunia atau anugerah dari TUHAN, yang tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur kebanggaan pada diri sendiri.

Bagaimanakah seorang hamba TUHAN dapat menjadi seorang yang lebih baik sehingga melalui teladannya yang baik ia dapat mempengaruhi orang lain? Untuk menjadi seorang yang lebih baik maka ia juga harus bisa menginvestasikan waktu, biaya dan tenaganya untuk mau belajar pada orang lain yang lebih baik dari dia, maka dengan sendirinya ia akan menjadi seorang hamba TUHAN yang lebih baik. 
Itu bisa kita lakukan dengan mengikuti sekolah teologi, bisa juga dengan sering mengikuti seminar kerohanian atau seminar pengembangan diri, atau bisa juga dengan mengikuti jadwal Kebaktian Kebangunan Rohani, dan masih banyak cara lain untuk membekali diri agar semakin mantap mengambil keputusan untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada TUHAN. 

Hidup yang lebih baik haruslah melalui suatu proses, yaitu yang mencakup usaha untuk mengenal diri, mengenal Allah dan mengenal orang lain.” 


Sampai dimanakah saudara mengenal diri saudara sendiri? Sampai berapa jauhkah saudara mengenal diri saudara? Dapatkah saudara menilik diri saudara secara obyektif? Sudahkah saudara belajar menetapkan satu patokan sebagai dasar untuk menilai sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan saudara sendiri untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan saudara? Sudahkah saudara belajar “mengenal diri sendiri” tanpa menjadi orang yang selalu memusatkan pikiran kepada diri sendiri?

Roh Kuduslah yang menyatakan kebenaran dalam hal apapun di dalam diri kita. Yohanes berkata tentang Yesus, bahwa “ ... tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Yohanes 2:25). Bila penilaian diri itu dilakukan dengan disertai doa dan penyelidikan Firman Allah, maka Roh Kudus dapat membeberkan hal-hal dan sikap-sikap yang benar dan yang salah. Melalui pertobatan, kuasa Darah Kristus yang mengampuni tersedia untuk menyembuhkan dan menguatkan bathin kita. 

Adakalanya, seorang hamba TUHAN gagal untuk memancarkan kasih oleh karena ia menaruh kebencian dalam hatinya, ia gagal memancarkan kesabaran, sebab ia mempunyai jiwa yang tidak bertoleransi, atau ia gagal untuk menunjukkan sikap yang menerima orang lain apa adanya, karena ia sendiri tidak sanggup mengampuni. Penilaian diri yang diikuti oleh perbaikan diri menjadi sesuatu yang penting sekali dalam menunaikan tugasnya dalam pengabdian dirinya kepada TUHAN. 


Keagungan Allah. 



Seorang hamba TUHAN itu harus mengalihkan pandangan dari dirinya agar dapat memandang kekayaan persediaan Allah di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu dapatlah Paulus berkata, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). 


Hamba TUHAN yang mengabdikan diri pada tugasnya haruslah berdiri di tengah-tengah dunia yang gelap sambil memberitakan kebenaran-kebenaran Allah yang memimpin manusia keluar dari jalan yang gelap dan berlaku - liku agar dapat masuk ke dalam terang abadi. Jadilah pendamai, orang yang dapat berbagi kekuatan bathin yang dapat mengubah, menuntun serta memperkenalkan tentang kasih dan anugerah Allah kepada orang-orang yang terhilang. Dengan memiliki penglihatan tentang kebesaran Allah dan kesadaran tentang kodrat Allah, maka hamba TUHAN itu membuka sumber kekuatan Ilahi kepada manusia, yang akan mengangkat manusia dari keadaan putus asa kepada pengharapan, dari sakit menjadi sembuh dan dari kematian kepada kehidupan kekal. 


Kehidupan yang diabdikan kepada orang lain bisa dimulai dari proses beralih dari diri sendiri kepada Allah dan kemudian kepada orang lain. Telah dikatakan, apabila orang percaya ingin melayani Allah, maka hendaklah ia melayani sesamanya. Sesungguhnya perkataan ini benar. Yesus berkata, “Barang siapa menerima kamu, ia menerima Aku dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku” (Matius 10:40). Berulang kali hubungan segi tiga ini nampak dalam Alkitab. Artinya bahwa Allah telah berlaku dengan penuh kasih terhadap kita, karena itu kita harus berlaku dengan penuh kasih terhadap sesama kita, dan kemudian reaksi kasih dari sesama kita akan naik kepada Allah. 


Semua hamba TUHAN diberikan kesempatan yang luar biasa untuk mengambil bagian dalam aliran kasih yang berbentuk segi tiga ini. Ia melihat hubungannya itu secara horizontal atau mendatar, yaitu dengan sesamanya manusia atau secara vertikal atau naik dari bawah ke atas dengan Allah, kehidupannya adalah saluran bagi pelaksanaan pekerjaan Allah. Amin.

Belum ada Komentar untuk "Pengorbanan Diri Kepada Tuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel