9 Rangkuman Masa Perjalanan Tuhan Yesus

gambar Tuhan Yesus




Berikut ini 9 rangkuman masa perjalanan Tuhan Yesus sewaktu berinkarnasi sebagai manusia ke dalam dunia ini. Alkitab melalui surat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes telah menuliskan kisah perjalanan Tuhan Yesus secara utuh. Kristen Punya menjabarkan kisah perjalanan Tuhan Yesus secara garis besarnya saja sebagai bahan renungan atau bahkan sebagai persiapan bahan khotbah bila mengambil tema perjalanan Tuhan Yesus dengan tidak mengurangi bagian yang lain dalam perjalanan Tuhan Yesus. 


1. Kelahiran-Nya Yang Supra Alami


Para penulis Injil beroleh kesempatan luar biasa untuk menyelidiki kebenaran tentang kelahiran Yesus. Lepas dari kenyataan bahwa Maria, ibu Yesus, diserahkan ke dalam pengasuhan murid yang paling akrab kepada Yesus (baca juga Yohanes 19:26-27), baiklah diingat bahwa Yakobus, saudara Yesus, beberapa tahun menjadi salah seorang pemimpin jemaat Yerusalem. Sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus, Maria dan anak - anaknya tidak lagi meragukan ke-Tuhan-an Yesus. Mereka hidup dalam persekutuan yang akrab dengan sesama mereka seiman di jemaat Yerusalem  (Kisah Para Rasul 1:14). Ketika Lukas menyertai Paulus ke Yerusalem tahun 56 atau 57 Masehi, salah seorang yang dia kunjungi ialah Yakobus, saudara Yesus (Kisah Para Rasul 21:17-18). Waktu itu sesuai pendahuluan Injilnya, Lukas sudah memberi perhatian besar pada fakta - fakta yang berkaitan dengan hidup Tuhan Yesus. Apakah Lukas bertemu dengan Maria tidaklah diberitakan, tapi yang pasti bahwa kesempatan terbuka lebar baginya untuk memperoleh informasi mengenai kelahiran Tuhan Yesus, teristimewa informasi khusus yang hanya Maria satu - satunya nara sumber yang otoritatif. Justru sudut pandang dan pengalaman pribadi Maria-lah yang mewarnai dan mendasari laporan Lukas tentang kesupraalamian Yesus dikandung dan dilahirkan (Lukas 1:26-56, Lukas 2:1-51). Pada pihak lain Matius menyusun laporannya berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadi Yusuf. Tapi kedua Injil itu bulat - bulat sepakat bahwa keberadaan dan kehadiran tubuh jasmani Yesus dalam kandungan Maria tidaklah berasal dari atau oleh bapak manusiawi, melainkan oleh kuasa Roh Kudus dan lahir sebagai Anak Allah (baca juga Lukas 1:35, Matius 1:18-24). Persis sesuai kenyataan ini Yohanes memulai Injilnya, " Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah .... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran ” (Yohanes 1:1-14).


2. Masa Bayi, Kanak - kanak dan Beranjak Dewasa


Lukas 2:41-52 memberitahukan dengan jelas perkembangan hidup Yesus dari masa kanak-kanak sampai beranjak dewasa berjalan seperti biasa tapi sempurna. Setiap segi kehidupan ideal manusia sempurna seperti yang dikehendaki Allah terwujud nyata dalam hidup Yesus. Meskipun Dia hidup di tengah - tengah keluarga sederhana bersama Maria, Yusuf dan beberapa adik-Nya lelaki dan perempuan, hidup-Nya seluruhnya selaras dengan kehendak Allah (Lukas 2:52). Dan sejak usia anak-anak (Lukas 2:49) nampaknya Ia sudah sadar bahwa Dia adalah Anak Allah dalam arti yang khas. Dari Lukas 2:46-47 jelas pula bahwa sejak usia kanak - kanak Ia sudah mempelajari Kitab-kitab Perjanjian Lama secara mendalam. Dan meskipun mungkin Yusuf meninggal pada usia yang masih segar, sehingga Yesus harus bekerja keras sebagai tukang kayu untuk memenuhi kebutuhan keluarga-Nya (Matius 13:55-56), Ia menyediakan cukup waktu memahami Kitab Suci dan berdoa.
Memang ada sedikit informasi tentang masa kanak - kanak Tuhan Yesus, dan kesimpulan - kesimpulan yang dapat ditarik dari Kitab - kitab Injil mengenai hidup-Nya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan rohani menuju kedewasaan penuh, tapi di luar itu Perjanjian Baru bungkam tentang apa yang terjadi pada tahun - tahun persiapan itu. 


3. Baptisan dan Pencobaan 


Setelah Yesus ( kurang lebih tahun 27 Masehi) mencapai usia paling 'tegar” kira - kira usia 30 tahun (Lukas 3:23) Ia meninggalkan Nazaret dan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Dengan baptisan ini Ia menerima di muka umum tugas kemesiasan-Nya sebagai Anak Allah dan Juruselamat, yang sekalipun Dia sendiri tidak berdosa (2 Korintus 5:21), memikul hukuman dosa umat manusia. 

Allah Bapa membenarkan tindakan AnakNya itu, yang dalam kesadaran penuh menyamakan diriNya dengan orang berdosa. Pembenaran itu dinyatakan dengan turunnya Roh Kudus dalam wujud burung merpati dan dengan suara dari langit, ' Engkau inilah AnakKu yang Ku-kasihi, kepada-Mu Aku berkenan ' (Lukas 3:22). Pernyataan ini yang menghubungkan Mazmur 2:7 dengan Yesaya 42:1 menubuatkan dan memperkenalkan Dia yang adalah Mesias, tapi itu berarti Dia wajib menggenapi panggilan kemesiasan-Nya dalam citra Hamba TUHAN yang taat dan menderita sengsara. 

Dengan keyakinan demikian dalam hati-Nya, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun Yudea untuk dicobai oleh Iblis (Matius 4:1). Guna membuktikan kelayakan dan kesanggupan-Nya menjadi Juruselamat manusia, Dia harus membuktikan lebih dulu ketaatan-Nya secara mutlak dan tanpa syarat kepada BapaNya, juga kuasa keperkasaanNya mengalahkan penggoda ulung atau penguasa roh jahat. Peristiwa pencobaan ini mencolok dibandingkan peristiwa kejatuhan ke dalam dosa pada Kejadian 3, di sana Adam dan Hawa menyerah terhadap pencobaan meskipun mereka hidup dalam keadaan paling menguntungkan. Padahal, di sini, Yesus menang berjaya meskipun Ia dicobai dalam keadaan yang paling buruk dan mengerikan. Sesudah 40 hari berpuasa di padang gurun terus-menerus dicekam ketegangan fisik dan spiritual, iblis mengerahkan segenap kemampuannya dan kelicikannya menipu, untuk mendesak Yesus mencobai BapaNya, atau, menolak melakukan misi-Nya sesuai yang digariskan dalam seruan dari langit, seperti yang dikehendaki BapaNya bagi Dia Tapi Tuhan Yesus mematahkan cobaan itu betapapun lihainya dan halusnya dan Dia tetap taat tak tergoyahkan kepada kehendak BapaNya. Ia bangkit berjaya dari pertarungan spiritual itu sebagai Anak Allah yang taat dan Hamba yang setia (Matius 4:1-25, Markus 1:12-13, Lukas 4:1-13). 


4. Awal Pelayanan-Nya Terhadap Masyarakat Umum 


Setelah berjaya mematahkan semua serangan Iblis, Yesus memulai tahap pertama pelayanan-Nya terhadap masyarakat umum secara terbuka, memanggil murid - murid-Nya yang pertama (Yohanes 1:35-51), menyatakan kuasa ke-Allah-anNya dengan mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), melakukan mujizat-mujizat (Yohanes 2:23 dab), mengajarkan kepada Nikodemus kebenaran-kebenaran rohani yang revolusioner, melayani dan menyatakan keselamatan bahkan kepada orang Samaria yang di mata orang Yahudi adalah hina (Yohanes 4:1-42). Tahapan pelayanan-Nya ini dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, dan mencapai puncaknya tatkala beberapa orang Samaria mengakui, "Kami tahu, bahwa Dia-lah benar - benar Juruselamat dunia' (Yohanes 4:42). 

5. Pelayanan dan Pengajaran yang  Berpusat di Galilea 


Penahanan Yohanes Pembaptis menjadi tanda bagi Tuhan Yesus untuk memulai pelayanan-Nya di Galilea, dengan pemberitahuan 'waktunya telah tiba dan Kerajaan Allah sudah dekat' (Markus 1:14 dan ayat berikutnya). Waktu Tuhan Yesus menyatakan di sinagoge Nazaret bahwa Dia-lah yang menggenapi janji - janji mengenai Mesias, Dia ditolak oleh masyarakat sekampung-Nya itu (Lukas 4:16 dan ayat berikutnya). Lalu Ia menjadikan Kapernaum markas besar-Nya. Ia bekerja dan mengajar di Kapernaum dan daerah - daerah lain di Galilea kurang lebih selama satu tahun (Matius 4:12-14:13, Markus 1:14-6:34, Lukas 4:14-9:11, Yohanes 4:46-54 dan ayat berikutnya), sambil menyatakan kuasa keIllahian-Nya atas alam (Markus 4:35-41, Markus 6: 34-51 dan ayat berikutnya), atas roh - roh dan setan - setan (Lukas 8:26-39, Lukas 9:37-45 dan ayat berikutnya), atas badan manusia dan atas penyakit badani dan rohani (Matius 8:1-17, Matius 9:1-8 dan ayat berikutnya), bahkan atas hidup dan kematian (Lukas 7:11-17, Matius 8:18-26). Selanjutnya Ia menyatakan memiliki otoritas final atas nasib akhir dan kekal umat manusia. Dalam Khotbah di Atas Bukit dan ajaran - ajaran-Nya yang lain Ia menyatakan otoritas-Nya yang khas memberitakan undang - undang Kerajaan Allah (Matius 5:1-7:29 dan ayat berikutnya). 

Sementara Ia menyatakan keunggulan otoritas-Nya sebagai Mesias, pada periode ini Tuhan Yesus juga menyatakan kasihNya dan keprihatinan-Nya terhadap orang - orang yang tertindas secara badani dan rohani (Matius 9:1-8, Matius 18-22, Lukas 8:43-48). Berulang kali Ia nyatakan bahwa Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, dan Ia melakukan hak khas ilahi mengampuni dosa (Lukas 5:20-26, Lukas 7:48-50). Ia memilih 12 orang dari antara pengikut-Nya untuk menjadi murid khusus bagi-Nya yang sangat terkenal dengan istilah 12 murid Yesus atau 12 rasul Yesus(Matius 10:1-4, Lukas 6:12-16), yang secara sistematis Tuhan Yesus mengajar dan melatih mereka menjadi rasul-Nya. 

Otoritas Yesus mengajar begitu mencolok dan khas. Ia begitu tegar tak goyah sedikitpun menghadapi penentangNya dari kalangan Yahudi dan Farisi. Mujizat - mujizat penyembuhan yang Tuhan Yesus perbuat dan manifestasi - manifestasi lainnya menyatakan kuasa-Nya atas alam (Lukas 4:33-41, Markus 5:1-42). Semuanya itu membuat Dia sangat terkenal dan dikagumi masyarakat di seluruh Galilea (Lukas 4:40-42, Lukas 5:15, dan 26, Lukas 6:17-19). Ketenaran ini mencapai puncaknya pada peristiwa mujizat memberi makan 5.000 orang (Matius 14:13-21, Markus 6:30-44, Lukas 9:10-17, Yohanes 6:5-13). Peristiwa ini begitu gamblang membuktikan kemesiasan-Nya mendorong orang banyak untuk menobatkan Dia menjadi raja (Yohanes 6:15).


6. 12 Murid Yesus 


Karena Tuhan Yesus menolak dinobatkan menjadi Mesias duniawi (Yohanes 6:26-27) massa bahkan jumlah terbesar murid-Nya dalam arti yang lebih luas (Yohanes 6:66-67) meninggalkan Dia. Lalu Tuhan Yesus memasuki wilayah Tirus, Sidon dan Kaisarea Filipi (Matius 15:21, Matius 16:13, Markus 7:31 dan ayat selanjutnya) dan melayani di sana. Ketika Tuhan Yesus berkunjung lagi ke daerah sekitar Danau Galilea, Ia menyembuhkan dan menolong banyak penderita yang mengalami tekanan jiwa, dan untuk kedua kalinya Ia membuat mujizat memberi makan banyak orang (Matius 15:29-39). 

Kemudian Ia membawa murid - murid-Nya menyendiri ke tempat yang sepi. Lalu Ia mengajukan pertanyaan pelik, 'Siapakah Aku ini? (Matius 16:15). Petrus, mewakili semua rasul, menjawab tegas, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16). Sejak itu Yesus mulai mempersiapkan murid - murid-Nya untuk menghadapi pukulan dahsyat yang akan menimpa mereka di Yerusalem (Matius 16:21-26). Tapi ketika itu juga dengan jelas dan berulang kali Ia mengajarkan bahwa pada akhirnya kemenangan akan menjadi milik Dia (Matius 16:27-28), dan karena itu pengikut-Nya tidak perlu takut (Lukas 12:4-12, Lukas 32-34). 

Puncak pernyataan diri Tuhan Yesus kepada murid - murid-Nya terjadi saat Ia dipermuliakan di atas gunung, pada saat mana la nampak dalam kemuliaan Illahi kepada tiga orang muridNya yang paling akrab (Matius 17:1-13, Markus 9:2-10: Lukas 9:28-36). Karena Tuhan Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat dan para nabi, maka Musa (yang menggambarkan hukum Taurat) dan Elia (yang mewakili para nabi) nampak bersama Tuhan Yesus dalam kemuliaan itu, sebelum Dia pada akhirnya memulai perjalanan-Nya menuju Yerusalem menanggung derita maut untuk menyelamatkan umat manusia. Sekali lagi suara Allah dari langit menyatakan bahwa Yesus adalah AnakNya yang terpilih, kepada-Nya semua orang wajib menyimak dan patuh (Lukas 9:35). 

7. Puncak Permusuhan 


Setelah Yesus menyatakan diriNya kepada murid - muridNya, dan murid - murid itu mengenal bahwa Tuhan Yesus adalah benar - benar Anak Allah (Matius 17:1-13, Markus 9:2-10,  Lukas 9:18-20), maka Tuhan Yesus mempersiapkan mereka lebih terarah dari sebelumnya untuk mengemban tugas mereka di hari depan sebagai jajaran fondasi gereja-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan kebenaran kepada mereka baik secara langsung maupun berupa perumpamaan, dan Ia lanjutkan menyatakan kuasa keilahian-Nya dan otoritasNya dengan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:1-44, Lukas 7:11-17), menyembuhkan orang sakit (Lukas 14:1-6, Lukas 17: 11-19), orang buta (Markus 10:46-52) dan menanggulangi beban hidup orang - orang yang tersiksa ditekan penderitaan.

Para penguasa Yahudi dan para pemimpin agama Yahudi makin keras dan gencar menentang Dia (Lukas 14). Cara dan jalan apa saja ditempuh untuk menjerat Dia, menghancurkan pengaruh-Nya yang terus meningkat atas masyarakat banyak, dan alasan terus dicari - cari untuk menyeret Dia ke tangan penguasa Roma supaya dihukum mati (Matius 19:1-3, Lukas 11:53-54). Semua peringatan serius yang Dia tujukan kepada penentang-Nya, semua ajaran-Nya yang punya daya sebar yang hebat dan yang dimaksudkan untuk mengubah hati mereka, semua karya-Nya menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:41-45), justru malah mempertajam kebencian orang Farisi, ahli Taurat dan para pemimpin Yahudi terhadap Tuhan Yesus( Yohanes 11:46-53 ).


8. Minggu Terakhir di Yerusalem 



Setelah Tuhan Yesus dengan terang - terangan sebagai Mesias memasuki Yerusalem, diarak dan dielu-elukan orang banyak yang bersorak-sorai (Markus 11:1-10, Yohanes 12:12-19 ), Ia mengusir para penukar uang dan pedagang binatang korban dari pelataran luar Bait Suci. Dengan demikian Ia memperlihatkan kekuasaan-Nya sebagai Mesias (Lukas 19:45-46, Matius 21:12-16). Akhir hidup-Nya sekarang makin dekat. Dengan gamblang Ia menelanjangi kemunafikan orang-orang yang memburu - buru Dia (Matius 23:1-39, Lukas 20:45-47), sewaktu Dia mengajar di pelataran Bait Suci pada hari - hari terakhir yang begitu mencekam (Matius 21:33-34, Matius 22:1-14, Markus 12:1-12, Lukas 20:9-47), menubuatkan apa yang akan menimpa orang Yahudi, Yerusalem dan Bait Suci (Lukas 21:20-24). Ia mempersiapkan pengikut-Nya perihal bahaya yang telah siap menanti mereka (Lukas 21:9-19 dan ayat selanjutnya), memberi tahukan apa yang telah tersedia bagi dunia dan gereja (Lukas 21:25-27), dan menubuatkan bahwa sejarah dunia akan mencapai puncaknya kelak pada saat Ia dalam kemuliaan datang lagi untuk menyatakan kuasa keAllahan-Nya atas semua kuat kuasa kegelapan, dan untuk mulai menegakkan Kerajaan-Nya yang kekal (Matius 24:29-31, Matius 25:31-46). 

Malam menjelang penderitaan-Nya, dan sebagai upaya terakhir mempersiapkan para rasul mengemban tugas besar yang menanti mereka, Tuhan Yesus membasuh kaki murid-muridNya itu (Yohanes 13:1-11), mengajarkan kepada mereka akan pelajaran yang sangat penting tentang kerendahan hati (Yohanes 13: 12-17, Lukas 22:24-30), dan memberitahukan bahwa Yudas akan mengkhianati Dia (Markus 14:18-21, Yohanes 13:21-30). Kemudian Ia menetapkan Perjamuan Kudus (Matius 26:26-29 ) dan akhirnya Ia mendoakan semua pengikut-Nya (Yohanes 17:1-26). 

Lalu di Getsemani Tuhan Yesus menyerahkan diriNya mutlak seutuhnya dan untuk yang terakhir kalinya kepada kehendak Bapa (Matius 26:39-46 dan ayat selanjutnya). Setelah menimpakan atas diriNya segenap kesalahan umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, dengan ikhlas Tuhan Yesus membiarkan diriNya ditangkap, disiksa, dijatuhi hukuman yang salah dan disalibkan. Penderitaan-Nya sebagai korban tebusan dosa mencapai puncaknya di kayu salib, menjelang akhir tiga jam gulita saat Ia berseru, ' AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' (Matius 27:46). Telah Tuhan Yesus kemukakan kepada murid - murid-Nya bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 26:28, Markus 10:45). Setelah dengan sukarela Ia mempersembahkan diriNya sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29, Yohanes 10:11-18), tugas-Nya tuntas seutuhnya. Lalu Ia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa dengan seru kemenangan, 'Sudah selesai!” (Yohanes 19:30). 



9. Penguburan, Kebangkitan dan Kenaikan Tuhan Yesus


Setelah Tuhan Yesus mati, Ia tidak lagi di bawah kuasa musuh - musuhNya. Mayat Tuhan Yesus diturunkan dari kayu salib (Lukas 23:50-53) dan dikuburkan di kuburan baru dalam suatu kebun. Janji-Nya akan bangkit dari antara orang mati segera digenapi. Sebagai Kristus yang bangkit dan Tuhan yang hidup, Ia membasmi ketakutan dan kebimbangan hati pengikutNya (Lukas 24:13-49, Yohanes 20:11-21:22). Pada kurun waktu 40 hari Ia berulang - ulang menampakkan diriNya kepada mereka, membuka hati mereka supaya mengerti akan nubuat Kitab Suci Perjanjian Lama, yang menjanjikan akan mengutus Roh Kudus untuk menghibur, memimpin dan memberi kuasa kepada mereka bertindak sebagai saksi-Nya mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Setelah sekali lagi Ia meyakinkan mereka bahwa segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya (Matius 28:18), Ia menugasi mereka untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19). Lalu Ia berjanji akan senantiasa menyertai mereka, bahkan sampai akhir zaman (Matius 28:20), dan Iapun terangkat ke sorga sambil mengangkat tangan-Nya memberkati mereka (Lukas 24:50). 

Dengan demikian hidup Tuhan Yesus sebagai Manusia di antara manusia di bumi ini pada akhirnya menang berjaya. Klaim para rasul sangat tepat menyimpulkan pelayanan Tuhan Yesus di bumi, Allah telah membuat Tuhan Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus (Kisah Para Rasul 2:36). 








Belum ada Komentar untuk "9 Rangkuman Masa Perjalanan Tuhan Yesus "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel